“Mengampuni” adalah sebuah rangkaian huruf yg sering diucapkan dan sering kita dengar (khususnynya dalam komunitas gereja). Kata ini mengandung makna indah dan dalam, tetapi dalam kenyataannya acapkali tidak seindah yg kita ucapkan karena sulit sekali kita wujudkan ditengah kehidupan kita yg terbatas ini, apalagi ketika kita diminta untuk mengampuni ‘tanpa batas’ (ayat 22), orang selalu berucap, yg namanya sabar itu ada batasnya.
Lalu kalau demikian, apa makna perintah Yesus ini ?
Apakah ini perintah yg ‘impossible’ untuk dilakukan ?
Jawabnya, tentu saja ‘tidak sepenuhnya’
Ketika andalan kita adalah kemampuan kita belaka, maka kita akan mengatakan ‘tidak mungkin’ tetapi ketika kita bergantung kepada Tuhan yg maha sabar dan setia itu, menjadi ‘mungkin’ karena yg kita berikan sebagai pengampunan itu bukan kekuatan kita semata, tetapi sesuatu yg sudah kita peroleh dari Tuhan lebih dulu sehingga kalau kita mengampuni, itu sebenarnya ‘berbagi’ dari apa yg sudah kita terima dari DIA terlebih dulu (ayat 23-27).
Masalahnya sekarang ialah, apakah kita sudah menerima pengampunan yg sudah Tuhan berikan itu ? siapapun kita dan betapa besar kesalahan kita sekalipun Kalau hal itu benar-benar sudah menjadi pengalaman spiritual kita, maka kitapun bisa berbagi kepada orang lain sebagaimana Tuhan menerima kita. (AS)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.