14 Karena kami tahu, bahwa la, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan la akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.
15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah. (2Kor. 4:14-15)
Anugerah atau rahmat (Yunani: charis) adalah realitas cintakasih Allah yang merengkuh manusia berdosa, Anda dan saya. Di dalam 2 Korintus 4:14-15 ini, anugerah Allah tampil dalam dua wajah yang sama pentingnya, sekalipun tidak simetris. Wajah pertama bersifat objektif. la adalah inisiatif murni dari Allah yang tidak bergantung kesediaan atau kelayakan manusia untu menerimanya. Realitas objektif dari anugerah Allah itu terlihat dalam peristiwa kebangkitan Kristus. Yang kedua adalah realitas subjektif, yang melibatkan manusia yang menerimanya. Itu sebabnya, Paulus selanjutnya menegaskan bahwa berkat kebangkitan Kristus, Allah akan “membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus.”
Mengapa tidak simetris, sebab yang objektif haruslah muncul terlebih dahulu. Allah mencintai kita bukan karena kita mencintai-Nya. Allah mencurahkan anugerah bukan karena kita mengimaninya. Di dalam Roma 5:8, Paulus mengungkapkannya secara berbeda, “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”
Pemahaman mengenai wajah objektif dan subjektif dari anugerah ini berlanjut di ayat 15. Ada kesan bahwa anugerah (“kasih karunia,” charis) dapat “semakin besar”, bergantung jumlah orang yang menjadi percaya. Tentu ini yang dimaksud adalah wajah subjektif dari anugerah. Secara objektif, anugerah tak terukur. la tak dapat lebih kecil atau lebih besar. la semata-mata menampilkan cinta ilahi yang tak terukur, melimpah-ruah, “betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus” (Efe. 3:8).
Hari ini, jemaat GKI Pondok Indah mensyukuri anugerah Allah melalui sakramen baptisan kudus dan pengakuan percaya beberapa warganya. Setepatnya kedua wajah anugerah Allah ini kita rayakan bersama—kelimpahruahan karunia ilahi dan semakin besarnya karunia itu dengan bertambahnya anggota keluarga kita. Amin.
Ja
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.