Rasul Paulus tidak selalu bisa hadir secara fisik untuk mendampingi jemaat Filipi. Pada waktu surat Filipi ini ditulis, Rasul Paulus sedang berada di dalam penjara. Namun yang menjamin pertumbuhan iman jemaat Filipi bukanlah kehadirannya, melainkan kesetiaan jemaat itu untuk terus berjalan di jalan iman dan mengupayakan pertumbuhan.
Oleh karena itu, dalam surat pastoralnya kepada jemaat Filipi, Paulus mendorong jemaat untuk selalu mengupayakan pertumbuhan dalam pengenalan akan Kristus. Bagi Paulus, bertumbuh berarti menatap ke depan dan berlari kepada tujuan untuk semakin mengenal dan menjadi seperti Kristus.
Salah satu penghambat pertumbuhan adalah sikap berpuas diri. Rasul Paulus dengan tegas mengatakan: “…aku tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya…” (Fil. 3:13). Dan karena itu ia akan terus berlari dan berlari. Setiap hari adalah pengalaman baru bersama Kristus. Ada satu budaya yang Rasul Paulus perkenalkan, yaitu budaya untuk selalu berpikir positif dan berinovasi serta mencari solusi dalam rangka pertumbuhan iman. Ia melihat masa lalu hidupnya dalam kerangka kasih dan anugerah Allah. Karena itu ia melupakan masa lalunya yang buruk dan mengarahkan hidupnya ke depan. Setiap hari adalah ziarah iman bersama Kristus yang mengasihinya. Dengan berpikir seperti ini Rasul Paulus dimungkinkan untuk terus berlari dan berlari…
Budaya inilah yang diadopsi oleh GKIPI dalam visi-misinya: menjadi gereja yang HIDUP. Hidup itu bergerak (berlari), berinovasi dan mencari solusi jika mengalami hambatan dan rintangan. Hidup berarti tidak boleh berpuas diri, setiap hari yang Tuhan sediakan adalah kesempatan untuk bertumbuh. Rasul Paulus boleh berada dalam penjara, pendeta bisa silih berganti, tetapi ketika kita terus berlari dan berinovasi serta mencari solusi, maka pengenalan kita kan Kristus akan selalu dibaharui hari demi hari.
RDJ
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.