Bagaimana kamu hidup? Pernahkah kita memperhatikan bagaimana kita hidup, mencermati, mengevaluasi dan merefleksikannya? Bagaimana kita telah mempergunakan waktu yang dipercayakan Allah kepada kita. Kita seringkali abai untuk sungguh- sungguh mempertanggungjawabkan waktu yang Allah berikan. Kita membiarkan diri dikendalikan oleh hawa nafsu yang membuat kita bertindak ceroboh bahkan merusak.
Kita sangat menyadari kesementaraan hidup. Waktu yang terbatas itu memiliki tujuan dalam hikmat Allah agar hal itu menjadi kesempatan kita berproses di dalam Tuhan dan memiliki hikmat untuk menjalani hari. Hidup berhikmat ditandai dengan cara kita hidup (tidak dikendalikan hawa nafsu), bagaimana kita memperlakukan orang lain, ketaatan pada kehendak Allah.
Hidup yang tak berhikmat disebut hidup dengan kebodohan (Ef.5: 17) yang akan mengarahkan pada keputusan-keputusan salah. Namun hidup berhikmat adalah keputusan tepat agar keterbatasan waktu menjadi kesempatan yang indah untuk bertumbuh dan menjadi saksi Kristus.
Hidup berhikmat adalah kecukupan yang kita butuhkan untuk menjalani hari-hari yang jahat. Hikmat Allah cukup bagi kita untuk mengambil keputusan yang bijak dalam hidup. Hikmat Allah cukup untuk memimpin kita bertindak penuh kasih dan kebenaran. Hikmat Allah adalah kecukupan yang kita butuhkan untuk melewati kesementaraan waktu.
dva
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.