Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” (Kis. 2:37)
Seorang pemuda pejalan kaki melihat seorang anak laki-laki berusia 10 tahun berjualan nasi uduk, di balik pagar sebuah rumah sakit, di Tangerang. Anak ini berjualan sambil bersembunyi dari satpam lingkungan yang sering mengusirnya ketika ketahuan berjualan di daerah itu. Dari percakapan dengan anak itu, diketahui bahwa ibunya sakit kanker dan sedang dirawat di rumah sakit, sedangkan ayahnya tiada. Anak kecil itu berusaha membantu semampunya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kisah kehidupan anak kecil itu sangat menyentuh hati sang pemuda sehingga ia menyebarkan kisahnya melalui jejaring media sosial.
“Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” adalah pertanyaan yang muncul dari hati orang banyak yang tersentuh oleh khotbah Petrus. Setelah menerima karunia Roh Kudus, Petrus berbicara tentang Yesus Kristus yang mati disalibkan, dibangkitkan dan ditinggikan Allah. Semua terjadi sesuai rencana Allah bagi dunia ini. Para Rasul adalah saksi dari kebangkitan itu. Para pendengar yang tersentuh oleh khotbah Petrus bereaksi. Mereka ingin melakukan sesuatu, tetapi tidak tahu harus melakukan apa. Maka, mereka bertanya apa yang harus mereka perbuat. Petrus pun mengatakan bahwa mereka harus bertobat dan memberi diri dibaptis. Mereka pun melakukannya.
Sebuah aksi, perbuatan atau tindakan atas pengetahuan yang didapat adalah wujud iman yang nyata. Sudahkah iman itu nyata dalam perbuatan kita? [Pdt. Henni Herlina]
DOA:
Berilah kami hati yang bukan hanya mudah tersentuh oleh karya-Mu Tuhan, tetapi juga hati yang mau berbuat dan melakukan firman-Mu.
Ayat Pendukung: Mzm. 17:1-7, 15; Kej. 32:3-21; Kis. 2:37-47
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.