Semua orang banyak itu berusaha menyentuh Dia, karena ada kuasa yang keluar dari Dia dan menyembuhkan semua orang itu. (Lukas 6:19)
Saat sedang mengalami sakit, kita pasti menginginkan kesembuhan. Maka, segala usaha akan kita lakukan untuk memperoleh kesembuhan tersebut, baik secara medis maupun nonmedis (pengobatan alternatif). Kita rela mengeluarkan banyak biaya dan tenaga untuk memperoleh kesembuhan itu.
Berita mengenai Yesus sudah menyebar ke berbagai tempat. Popularitasnya meningkat karena tindakan-tindakan Yesus yang cukup menggemparkan saat itu, salah satunya adalah menyembuhkan orang sakit. Banyak orang yang rela datang dari berbagai tempat dan berusaha untuk sekadar menyentuh Yesus. Mereka percaya bahwa mereka bisa mengalami kesembuhan walaupun hanya dengan menyentuh-Nya. Kata “kuasa” pada bacaan kita dalam bahasa aslinya berarti dinamis atau dinamika. Kuasa yang ada dalam Yesus bukanlah kuasa karena jabatan atau hal yang statis, melainkan kuasa yang mengalir dari diri- Nya sendiri. Kuasa yang Yesus tunjukkan ini bukanlah kuasa yang bersifat menekan atau menindas orang lain, melainkan kuasa yang membawa berkat kesembuhan.
Seberapa percayakah kita akan kuasa Yesus? Jika pada masa itu banyak orang percaya pada kuasa-Nya hanya dengan menyentuh-Nya saja, apakah kita pun demikian? Masihkah kita perlu menyaksikan hal spektakuler lainnya? Yang tidak kalah penting ialah apakah kuasa yang kita punya saat ini menjadi berkat bagi orang lain? Apakah justru kita memakai kuasa untuk menekan atau menindas orang lain? [Pdt. Yosafat Simatupang]
DOA:
Ya Bapa, kiranya kami tidak hilang harapan karena penyakit yang kami derita, melainkan tetap percaya bahwa menyentuh-Mu saja, kami dapat kesembuhan. Amin.
Ayat Pendukung: Yer. 17:5-10; Mzm. 1; 1 Kor. 15:12-20; Luk. 6:17-26
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.