… karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. (Ef. 2:18)
Sifat serakah sering kali menjadi penghalang utama bagi setiap orang untuk dapat berbagi dengan sesama. Jangankan untuk hal-hal yang menjadi kebutuhan pokok dalam hidup, bahkan untuk hal-hal sederhana pun orang serakah akan kesulitan dan enggan untuk berbagi.
Dalam hal keselamatan, orang pun bisa bersikap serakah. Menghalangi orang lain yang berbeda sebagai pihak yang tak layak untuk berada di tempat yang sama. Situasi seperti itu terjadi dalam kehidupan gereja di Efesus. Di satu sisi, orang Kristen di Efesus merasa bahwa keselamatan hanya milik mereka. Di sisi lain, orang-orang Yahudi merasa surga hanya milik mereka yang taat menjalankan hukum Taurat. Penulis Surat Efesus menegaskan bahwa karena keselamatan adalah anugerah, maka semua sepenuhnya bergantung pada pemilik anugerah. Allah melalui Yesus sudah menjadikan semua pihak dekat dan beroleh jalan kepada Bapa. Itu berarti soal keselamatan sepenuhnya menjadi hak prerogatif Allah. Setiap manusia yang menerima keselamatan itu wajib untuk terbuka terhadap pihak lain.
Keselamatan di dalam Yesus yang diberikan sebagai anugerah membuat tidak ada seorang pun yang berhak untuk menentukan keselamatan bagi orang lain. Karena keselamatan sepenuhnya hak Tuhan, maka setiap orang Kristen harus bersedia untuk meyakini bahwa kasih karunia Tuhan pun berlaku bagi orang lain. [Jan Calvin Pindo]
DOA:
Tuhan, terima kasih karena Engkau sudah mengingatkan kami betapa dahsyatnya anugerah-Mu bagi setiap orang. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 59; 2Raj. 9:14-26; Ef. 2:11-22
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.