Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. (Kol. 1:24)
Siapa yang akan menyangka seorang tukang cuci berpenghasilan rendah bisa menjadi dermawan paling terkenal di Universitas Southern Mississippi? Pada tahun 1955 Oseola McCarty membuat surat penyerahan tabungannya (trust) sekitar 150.000 dolar atau 2 miliar lebih ke universitas tersebut sebagai dana beasiswa bagi mahasiswa yang kesulitan keuangan. Oseola sendiri berhenti sekolah saat kelas 6 karena harus merawat bibinya yang sakit yang tidak memiliki anak sendiri. Sebagai tukang cuci, ia hidup sangat sederhana. Ia berjalan kaki ke mana pun ia pergi, termasuk untuk membeli bahan makanan sambil mendorong kereta belanjanya. Walaupun ia tidak pernah lulus sekolah, ia mendapat banyak gelar kehormatan dari berbagai lembaga, termasuk dari Universitas Southern Mississippi.
Memberi bagi orang lain dengan mengorbankan kesenangan diri sendiri sungguh tidak mudah untuk dilakukan. Paulus pun mengalami pergumulan dan penderitaan yang berat demi jemaat. Mungkin akan lebih mudah baginya untuk menyerah, tetapi ia tidak melakukannya. Ia tetap bertahan demi jemaat dan pelayanan-Nya kepada Kristus.
Tuhan Yesus sendiri telah mati untuk menyelamatkan jemaat. Oleh karena itu, setiap orang yang melayani jemaat berarti turut serta dalam karya Kristus bagi jemaat. Jika pelayanan itu membawa penderitaan dan pengorbanan diri, hal itu bukanlah suatu hukuman, melainkan hak istimewa bahwa kita boleh turut serta dalam penderitaan Kristus. [Ibu Yessy Sutama]
REFLEKSI:
Adalah sebuah hak istimewa jika kita boleh turut serta dalam karya dan penderitaan Kristus.
Ayat Pendukung: Mzm. 119:17-32; Amos 7:1-6; Kol. 1:27-2:7
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.