Di dunia media sosial kita mengenal istilah followers dan friends. Keduanya terdengar mirip, tetapi berbeda makna. Followers adalah orang-orang yang mengikuti seseorang sehingga ketika orang yang diikuti tersebut meng-update statusnya, maka para followers-nya bisa melihat hal tersebut. Namun, hal yang sebaliknya tidak terjadi. Jika orang yang menjadi follower meng-update statusnya, orang yang diikuti tidak bisa melihatnya. Berbeda dengan friends. Jika status kita adalah sebagai friends, kita berada dalam kedudukan setara sehingga aksesnya pun timbal balik. Kita bisa melihat perubahan status orang yang menjadi sahabat kita, dan sahabat kita juga bisa melihat perubahan status kita. Transparan dua arah.
Khotbah Rasul Paulus di Antiokhia mengingatkan jemaat, baik jemaat Yahudi maupun jemaat Yunani, bahwa Allah telah berkenan menjadi Allah mereka. Ialah yang telah memanggil mereka semua untuk menjadi umat-Nya dan melindungi mereka dengan kuat kuasa-Nya. Allah mengangkat umat-Nya menjadi friends, tidak sekadar followers. Memang berawal dari bangsa Yahudi, tetapi panggilan itu kemudian juga diberikan kepada bangsa-bangsa lain, dan mencapai puncaknya dalam karya penyelamatan yang dilakukan di dalam dan melalui Yesus Kristus.
Melalui Yesus Kristus, Allah dan kita menjadi friends. Kita bisa melihat Allah dan Allah bisa melihat kita. Relasinya adalah relasi dua arah; timbal balik. [Pdt. Paulus Sugeng Widjaja, MAPS, Ph.D.]
DOA:
Ya Tuhan Sang Pembebas, mampukanlah kami sebagai sahabat-Mu untuk benar-benar menghidupi nilai-nilai yang Engkau ajarkan. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 72:1-7, 18-19; Yes. 30:19-26; Kis. 13:16-25
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.