“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus ….” (Mat. 28:19)
Perichoresis adalah salah satu cara yang dicetuskan oleh Yohanes dari Damaskus untuk menjelaskan Trinitas. Perichoresis ini adalah sebuah ungkapan teknis untuk menggambarkan kesaling-terhubungan dari tiga pribadi Allah. Sang Bapa hadir dalam Sang Anak, Sang Anak hadir dalam Sang Bapa, dan mereka berdua dalam Roh Kudus sebagaimana Roh Kudus hadir dalam Sang Bapa dan Sang Anak. Pemahaman Trinitas juga sering digambarkan sebagai matahari yang memiliki bola pijar, panas, tetapi juga merupakan satu kesatuan.
Bagian ini dikenal sebagai “Amanat Agung Tuhan Yesus.” Akibatnya, banyak orang berbondong-bondong berusaha mengkristenkan seseorang dan membaptiskan mereka dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Tetapi, lupa bahwa ayat ini belum selesai. Ayat 20 menyebutkan “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan ….” Jadi, Trinitas bukan sekadar sebuah formula baptisan, melainkan bagaimana mengajarkannya menjadi bagian dari kehidupan iman.
Ajaran Trinitas merupakan salah satu ajaran yang penting dalam kekristenan, namun juga yang cukup sulit untuk diajarkan secara verbal. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui penghayatan hidup sehari-hari, yakni bagaimana melihat Sang Bapa sebagai Sumber kehidupan kita, menghayati Tuhan Yesus sebagai Juruselamat yang sudah menebus kita, dan juga mengandalkan Roh Kudus dalam keseharian kita. [Pdt. Engeline Chandra]
DOA:
Tidak mudah bagi kami untuk memahami-Mu, Tuhan. Beri kami hikmat untuk dapat melakukannya. Amin.
Ayat Pendukung: Kej. 1:1-2:4a; Mzm. 8; 2Kor 13:11-3; Mat. 28:16-20
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.