Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku. (Mzm. 66:20)
Apa yang dibayangkan saat Tuhan menjawab doa-doa kita? Apakah kita memaknainya sebagai momentum saat Tuhan mengabulkan semua keinginan kita? Kalau begitu, apa istimewanya Tuhan dibandingkan Doraemon yang dapat mengabulkan semua keinginan Nobita?
Mazmur 66 menuliskan pengalaman pemazmur bersama dengan Tuhan. Ia menjawab doa pemazmur! Namun, bukan berarti Tuhan memenuhi segala keinginan dan harapannya. Tuhan menjawab doa dengan tidak menolak panggilan pemazmur yang rindu mengobrol dengan-Nya. Tuhan mendengarkan dan memperhatikan segala curahan hati pemazmur. Hal ini bagaikan seorang yang menelepon sahabatnya untuk mencurahkan segala pergumulannya. Sang sahabat menerima panggilan itu, mendengar, dan memperhatikannya. Setelah telepon berakhir, masalah belum selesai. Namun, ia merasa lega dan muncul lagi asa untuk menghadapi pergumulannya.
Itulah yang dirasakan pemazmur saat doanya dijawab oleh Tuhan. Meskipun yang diharapkan belum terjadi, pemazmur percaya bahwa Tuhan tidak akan menjauhkan kasih dari padanya. Malah, melalui doa ada kelegaan yang dirasakan pemazmur sehingga tidak ada lagi kekalutan untuk menghadapi pergumulan. Inilah doa yang dijawab Tuhan. Ia mau menerima panggilan kita. Ia mau berkomunikasi dengan kita. Kita berdoa bukan untuk mendapatkan segala hal yang diinginkan, melainkan supaya kita terhubung kembali dengan Tuhan, Sang Pemberi napas kehidupan. [Pdt. Hizkia Anugrah Gunawan]
REFLEKSI:
Doa yang dijawab Tuhan terjadi saat diri kita terhubung kembali dengan Tuhan, Sang Pemberi napas kehidupan.
Ayat Pendukung: Mzm. 66:8-20; Kej. 8:13-19; Yoh. 14:27-29
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.