Sebab Engkaulah, ya TUHAN Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala allah. (Mzm. 97:9)
“Apa yang dicari orang? Uang! Apa yang dicari orang? Uang! Apa yang dicari orang, siang malam pagi petang? Uang! Uang! Uang! Bukan Tuhan Yesus.” Ini adalah lagu Sekolah Minggu yang menggambarkan perilakumanusia yang cenderungmengedepankan uang, daripada Tuhan. Uang cenderung dianggap sebagai yang paling konkret, paling berguna dan paling berkuasa di dunia.
Tidak demikian halnya dengan pemazmur 97. Pemazmur justru menegaskan bahwa TUHAN adalah Raja semesta alam. TUHAN adalah Yang Mahatinggi di atas segalanya. Tiada yang lain yang patut dimuliakan, selain Allah (ay. 9). Hanya Allah yang nyata pekerjaan-Nya, bukan patung atau berhala. Oleh sebab itu, pemazmur mengajak agar umat sungguh bersukacita karena TUHAN, bukan karena ilah-ilah atau berhala-berhala.
Ungkapan pujian dan nasihat dari pemazmur 97 ini patut kita ingat dan lakukan dalam hidup kita. Jika memang kita percaya, sama seperti pemazmur ini, bahwa Allah adalah Raja di atas segalanya, maka kita akan selalu mengedepankan TUHAN daripada hal lainnya dalam hidup ini. Mengedepankan TUHAN, bukan berarti kita menutup mata dan telinga terhadap kebutuhan dan pergumulan dunia, melainkan berarti menempatkan kehendak TUHAN sebagai yang utama dalam hidup ini. Tiada henti kita nyatakan, “Sebab Engkaulah, ya TUHAN, Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala allah.” Jadi, kita memang butuh uang, tetapi uang bukanlah sumber bahagia kita. TUHAN itulah sumber bahagia kita. Dialah yang kita cari! [Pdt. Hendri M. Sendjaja]
DOA:
Ya Roh Kudus, ingatkanlah aku agar mencari Allah dan mengutamakan kehendak-Nya dalam hidupku, karena Allah sumber bahagiaku. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 97; Kel. 32:15-35; Yud. 1:17-25
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.