“… Kerajaan Allah … seumpama biji sesawi … seumpama ragi ….” (Luk. 13:18-19, 21)
Pada permulaan abad pertama, orang-orang Kristen hanyalah sekelompok orang yang tidak memiliki akses pada kekuasaan, dan malah sering mengalami aniaya. Lalu, apa yang menyebabkan Konstantinus Agung (306-337 M) menetapkan agama Kristen sebagai agama negara di seluruh kekaisaran Romawi? Tampaknya, meskipun berjumlah sedikit, orang-orang Kristen pada masa itu telah memberikan dampak yang nyata.
Gambaran ini juga yang diungkapkan Yesus melalui perumpamaan biji sesawi dan ragi. Biji sesawi dapat tumbuh menjadi sebatang pohon dengan tinggi mencapai dua hingga hingga meter. Pohon ini sering dikerumuni burung karena buahnya memang sangat disukai burung. Pada masa itu, pohon besar dipahami sebagai simbol dari kerajaan besar. Bangsa- bangsa yang tunduk untuk mendapatkan perlindungan dan tempat berteduh di dalam kerajaan besar diumpamakan seperti burung-burung yang bernaung pada cabang-cabang pohon. Melalui perumpamaan ini, Yesus menjelaskan tentang Kerajaan Allah yang akan mengayomi seluruh umat manusia. Cara kerja Kerajaan Allah adalah seperti ragi. Meskipun kecil dan tidak terlihat, ragi dapat mengkhamirkan atau memengaruhi seluruh adonan. Begitu pula Kerajaan Allah bekerja secara senyap, tetapi berdampak sangat besar; memengaruhi semua.
Setiap orang percaya dapat mewujudkan Kerajaan Allah seperti biji sesawi dan ragi. Artinya, memberikan dampak secara nyata di dalam setiap bidang kehidupan. [Pdt. Lindawati Mismanto]
REFLEKSI:
Sekecil apa pun diri kita, setiap peran yang kita lakukan dengan penuh kasih dan ketaatan kepada Tuhan akan berdampak kebaikan.
Ayat Pendukung: Mzm. 39; Bil. 13:17-27; Luk. 13:18-21
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.