Di tengah situasi yang ‘chaos’ orang menjadi sulit untuk menegakkan “kebenaran” karena dalam situasi seperti ini yang salah bisa dianggap benar, tetapi juga bisa sebaliknya, yang benar bisa menghadapi resiko dianggap salah dan bisa berujung pada kematian.
Resiko inilah yang mesti dihadapi oleh Amos dan Yohanes Pembaptis ketika keduanya menyampaikan suara kenabian tentang kebenaran yang mereka terima dari Allah (bukan dari dirinya, apalagi kepentingannya sendiri).
Amos diusir oleh ‘penguasa’ untuk meninggalkan “TKP” ketika ia menyampaikan suara kenabiannya di tengah umat-Nya yang sudah banyak mendukakan hati Tuhan. Juga Yohanes Pembaptis dibunuh dengan dipenggal kepalanya ketika ia mengoreksi perbuatan penguasa Herodes yang menyebabkan dendam kesumat Herodias, dan dengan kelicikannya kemudian berujung pada kematian Yohanes Pembaptis.
Nabi adalah jabatan mulia pada zamannya, tetapi itu bukan jabatan yang populer karena ia adalah seorang yang dipakai Allah untuk menyuarakan kebenaran Allah yang terkadang menuntut penyangkalan diri karena kebenaran itu sendiri. Kualitas manusia seperti ini bukan saja menjadi ‘barang langka’ didapat pada zaman Amos dan Yohanes Pembaptis, tetapi juga pada zaman sekarang. Betapa sulitnya usaha untuk mencari dan menemukan kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu, DICARI SIAPAKAH YANG SIAP MENYUARAKAN SUARA KENABIAN ITU? Adakah itu ada dalam diriku?
AS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.