Diberkatilah kamu oleh TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. (Mzm.115:15)
Pernahkah kita berpikir dari mana berkat-berkat yang kita miliki ini berasal? Jangan sampai kita lupa bahwa berkat-berkat ini berasal dari Tuhan. Pernahkah kita berpikir bagaimana kita bisa bertahan sampai saat ini? Jangan sampai kita lupa bahwa kekuatan yang melimpah-limpah yang membuat kita bertahan juga berasal dari Tuhan.
Menjalani kehidupan tanpa sungguh-sungguh menyadari bahwa hidup kita berisi rangkaian berkat-berkat Tuhan akan membuat kita lupa akan keberadaan Tuhan dan akhirnya terjebak pada sikap terlalu percaya dan mengandalkan diri sendiri. Kita perlu belajar memaknai bahwa jika kita ada sebagaimana kita ada sekarang dengan berkat-berkat yang melimpah, maka berkat-berkat itu berasal dari Tuhan. Kita boleh memaknai berkat itu juga sebagai hasil jerih payah kita. Namun tidak boleh kita hanya berhenti pada pemikiran itu. Kita harus juga sadar bahwa berkat-berkat itu berasal dari Tuhan.
Menjalani kehidupan dengan menganggap bahwa hidup itu sendiri adalah sesuatu yang biasa, adalah sebuah sikap yang membuat kita kurang sadar bahwa sebenarnya hidup itu sendiri adalah anugerah. Hidup itu sendiri adalah berkat yang seharusnya kita syukuri. Namun sayangnya, kita baru berpikir kita diberkati ketika ada sesuatu yang “lebih” menurut penilaian kita, yang Tuhan berikan selain kehidupan itu sendiri. Kita menjadi kurang menyadari bahwa hidup itu sendiri adalah berkat. Oleh karena itu, mari, saat melihat hidup kita maka harusnya kita tidak berhenti bersyukur. [Pdt. Cordelia Gunawan]
REFLEKSI:
Hidup adalah rangkaian berkat-berkat Tuhan. Syukur kepada Tuhan, Sang Pemberi Berkat.
Ayat Pendukung: Ezr. 9:5-15; Mzm. 115; Yoh. 16:16-24
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.