Salam damai Saudara!
Setiap kita tentu pernah bertanya, apakah kita pernah bertanya kepada Tuhan dan menantikan jawaban-Nya? Orang banyak pernah bertanya kepada Yohanes Pembaptis seakan bertanya kepada Tuhan, apa yang harus mereka perbuat saat Yohanes bicara tentang pentingnya mempersiapkan jalan buat Tuhan dan bertobat.
Rupanya, orang-orang yang rindu untuk mengikuti jalan Tuhan, tertarik untuk mengetahui lebih lanjut secara praktis, langkah apa yang mereka perlu ambil untuk benar-benar berkenan di hadapan Allah.
Apakah kita juga bersungguh-sungguh ingin mengetahuinya juga seperti mereka?
Pertama, Pertobatan itu perlu buah.
Pertanyaan: “Apa yang perlu kami perbuat?” Mencerminkan rasa ingin tahu yang lebih dalam dan kerinduan untuk berubah. Perubahan apa yang perlu kita tunjukkan sebagai pengikut Kristus? Pikirkanlah satu sampai dua hal.
Kedua, Hiduplah dalam keseimbangan antara kasih dan keadilan.
Ilustrasi tentang baju, mengajak kita berpikir bahwa Tuhan tahu apa yang kita perlukan tapi jika Tuhan memberikan lebih, kita dipanggil untuk memperhatikan orang lain. “Lebih” tidak sama dengan berlebih. Sederhana sekali petunjuknya, jika kita memiliki dua, berikan satu pada yang lain. Apa yang kita punya yang masih belum kita bagikan buat orang lain?
Ketiga, Ada harapan dalam Kristus.
Hidup Kristen bukanlah hidup penuh penderitaan. Kalau konsep berpikirnya seperti itu, tentu tidaklah ada orang yang mau menjadi pengikut Kristus. Jadi hidup Kristen adalah hidup yang penuh pengharapan. Dalam berkelimpahan dan bersuka, kita tahu Tuhan ada dan berharap bisa menjadi berkat buat orang lain. Dalam duka dan kesulitan, kita berharap Tuhan ada dan menunjukkan kasih serta belas kasihan-Nya buat kita.
Jadi, selamat terus bertanya kepada Tuhan: “Apa yang harus aku perbuat?” Untuk menjalani hidup sebagai seorang pengikut Kristus yang setia sampai akhir.
Yang pasti, Tuhan ada, dalam tiap fase hidup kita dan Dia siap menemani kita dalam perjalanan kita ini.
RJS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.