Sebab, bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. (Gal. 6:15)
Salah satu persyaratan kerja yang sering kita lihat di pengumuman lowongan pekerjaan adalah berpenampilan menarik. Kalau mau diterima harus berpenampilan menarik. Hal seperti ini terbawa dalam berbagai aspek kehidupan, orang menjadi sulit diterima jika ia terlalu apa adanya. Harus bisa memoles diri menjadi lebih menarik demi sebuah penerimaan.
Hal itu bukan tak boleh dilakukan, yang harus diingat bahwa yang terutama adalah pembaruan diri menjadi ciptaan baru. Karena tampilan lahiriah yang indah, akan jauh lebih bernilai ketika isi hati dan pikiran juga benar. Itulah sebabnya Paulus memberi peringatan yang cukup keras ketika orang mengagungkan ibadah yang lahiriah yaitu bersunat, tetapi mengabaikan aspek spiritual, pertumbuhan rohani, yaitu kedewasaan dalam iman. Bahwa yang Tuhan kehendaki tidak hanya menjalani ritus ibadah, melainkan juga menghayati ritus ibadah dalam laku hidup sehari-hari. Terus mengalami pembaruan, menjadi ciptaan yang baru.
Hidup yang bermakna, adalah hidup yang terus mengalami pembaruan. Kita memang tak sempurna, tetapi pilihlah untuk menjadi ciptaan baru. Menjadi ciptaan yang baru, belajar terus untuk memiliki hati yang jernih dan pikiran yang benar, agar kehidupan rohani kita terus bertumbuh. Kita belajar untuk bertindak dalam kebenaran serta keberanian untuk memangkas sifat buruk yang sering kali merendahkan orang lain. [Rambu Bangi Roni]
DOA:
Tuhan, bantu aku untuk dapat mengalami pembaruan diri, menjadi manusia baru seturut dengan kehendak-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Yeh. 31:1-12; Mzm. 52; Gal. 6:11-18
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.