Tetapi Ia bersifat penyayang, Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan murka-Nya dan tidak membangkitkan segenap amarah-Nya. (Mzm. 78:38)
Novel Dostoyevsky Crime and Punishment mengisahkan tentang seorang pemuda miskin, Rodion Raskolnikov. Ia melakukan pembunuhan dan ia tersiksa oleh ketakutan akan akibat tindakan kriminalnya itu. Sonya, sang kekasih, meminta Raskolnikov untuk mengakui perbuatannya itu. Raskolnikov bersedia dan menjalani hukuman pembuangan di Siberia. Sonya pun membuktikan dirinya sebagai kekasih yang setia. Sonya tetap mengasihi Raskolnikov dan menemaninya selama masa pembuangan itu.
Dalam mempertahankan dan membangun suatu hubungan, satu unsur yang memang harus ada adalah cinta. Cinta membuat seseorang mampu menerima orang yang dicintainya itu apa adanya, bahkan meskipun orang yang dicintai itu telah melakukan perbuatan yang melukai hati.
Israel pun telah berulang kali melakukan perbuatan yang melukai hati Allah. Namun, Allah tetap menunjukkan kasih dan kesetiaan-Nya kepada bangsa itu. Hal itu dikisahkan dalam sejarah Israel yang diwariskan dari generasi ke generasi. Berulang kali Allah tetap menyelamatkan Israel, meskipun Israel justru sering berlaku tidak setia terhadap Allah. Hal itu menunjukkan cinta Allah yang begitu besar terhadap Israel. Cinta Allah tidak bergantung pada respons umat-Nya. Cinta Allah melampaui ketidaktaatan yang telah dilakukan oleh Israel. Cinta Allah adalah cinta yang tanpa syarat. Nah, bagaimana dengan cinta kita? [Ibu Yessy Sutama]
REFLEKSI:
Dalam cinta Tuhan, kita diterima apa adanya.
Ayat Pendukung: Mzm. 78; Neh. 8:1-12; 1Tes. 3:6-13
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.