Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat …. (1Yoh. 5:3)
Seorang remaja pria jatuh cinta kepada gadis tetangganya yang baru saja pindah ke daerahnya. Remaja pria itu mengamati si gadis, hingga suatu kali ia berdiri di depan pintu rumah si gadis. Anjing milik si gadis menggigit si remaja putra, tetapi remaja putra ini bergeming di depan pintu menunggu si gadis membukakan pintu. Melihat itu, si remaja putri berteriak, “Sakit nggak?” Remaja putra menjawab, “Tidak sakit karena sedang melihatmu.” Cinta adalah “pelumas” yang memperlicin segala sesuatu; dengan cinta, kita bersedia dan mampu melakukan apa pun, tetapi tanpa cinta kita akan sulit berbuat.
Yesus tidak pernah menjanjikan bahwa mengikuti-Nya dan melakukan firman-Nya mudah. Mengikuti Yesus dan melakukan kehendak-Nya sulit, bahkan tidak jarang menuntut pengorbanan. Namun, orang yang sungguh mengasihi Kristus akan berusaha untuk melakukannya. Cinta kepada- Nya membangkitkan kesediaan rela berkorban dan bahkan menderita.
1 Yohanes 5:5 memberikan sebuah gagasan yang counterintuitive, “Perintah-perintah-Nya tidak berat.” Kita mungkin lebih banyak mendengar bahwa “setia itu sulit.” Namun, Surat Yohanes mengajak kita berefleksi pada hari ini, “Apakah ketaatan kita bak robot yang kaku atau lahir dari cinta yang murni?” Ketaatan bak robot akan melelahkan, namun ketaatan yang didorong oleh cinta akan menyukakan sehingga kita mampu berkata “perintah-perintah-Nya tidak berat.” [Pdt. Indra Kurniadi Tjandra]
DOA: Tuhan ajar aku melakukan perintah-Mu dengan cinta.
Ayat Pendukung: Mzm. 112:1-9; Ul. 4:1-14; 1Yoh. 5:1-5
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.