Mat 27:17
“Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?”
Ini sikap Pontius Pilatus yang seringkali mendapat kecaman banyak orang.
Disalahmengertikan orang banyak, bukanlah pengalaman yang mudah dan bukan hal yang menyenangkan. Pilatus yang cuci tangan, dianggap tidak mau tahu urusan orang Yahudi yang menyalibkan Yesus. Pilatus yang memberi pilihan kepada mereka untuk membebaskan Barabas penjahat keji atau membebaskan Yesus, Sang Juruselamat, dianggap melepaskan tanggung jawab.
Di Minggu Palem ini, kita diajak untuk merayakan kebesaran Yesus yang bukan hanya berkarya buat dunia tetapi juga buat orang berdosa agar selamat dari hukuman dosa. Minggu Palem mengingatkan kita untuk merayakan Yesus yang memberi kita kemenangan. Namun bisa jadi banyak orang merayakan Palem menurut pikiran dan harapan mereka sendiri. Seperti yang orang Yahudi lakukan saat meneriakkan, “Salibkan Yesus dan bebaskan penjahat Barabas!” Atau seperti yang Pilatus lakukan saat mencuci tangannya demi kemuliaan dirinya sendiri.
Apakah jalan seperti ini juga yang kita akan ambil? Ketika semua orang ingin meruntuhkan kita, atau ketika kita tidak melihat pekerjaan tangan Tuhan seakan Tuhan tidur dalam hidup kita. Apakah kita juga berpikir tentang Tuhan dengan pikiran dan harapan kita sendiri?
Belajar dari Yesus yang tidak berdaya saat massa menyerang Dia dan Pilatus, orang kunci itu, tidak membela kebenaran, Dia tetap bertahan!
Bertahan bukanlah hal yang mudah. Bertahan membutuhkan sebuah sikap pro-aktif menghadapi setiap cobaan yang membuat kita jatuh agar kita tetap tegak berdiri, bukan hanya hurufiah dengan kaki dan tubuh kita. Tapi bertahan semi memegang prinsip, kebaikan dan kebenaran, perlu sebuah kesadaran tinggi, tentang harapan yang Tuhan letakkan dalam diri kita.
Saya kagum melihat kuasa Roh Kudus bekerja, saat seorang ibu bertahan mencintai anaknya yang merongrong uang dan energinya.
Saya kagum melihat Roh Kudus bekerja pada para survivors mental health dan penyakit fisik yang membuat penderitanya hidup dengan rutinitas berobat.
Saya kagum dengan orang-orang yang ditusuk dari belakang tapi tetap bisa melayani Tuhan atau juga bekerja dalam kesulitannya.
Saya kagum dengan kuasa Roh Kudus yang membuat anak-anak bertahan menghadapi kekerasan dalam rumah tangga melalui tekanan baik secara fisik, emosi ataupun mental dari orangtuanya.
Apapun tekanan yang saudara alami, baik itu seperti yang Yesus alami, yang Pilatus alami atau apapun itu, bertahanlah! Roh Kudus akan membantu kita meyakini bahwa kuasa-Nya lebih besar daripada kuasa yang hendak menjatuhkan kita dan iman kita.
Doa: Bapa di Sorga, kuatkan kami saat kami hendak jatuh atau dijatuhkan. Kuasa-Mu bekerjalah di dalam dan melalui kami. Dalam Kristus Tuhan yang telat lebih dahulu bertahan, kami berdoa, amin.
(RJS)
1 Comment
ARBI
April 29, 2023 - 6:28 pmTerimakasih atas hotbah hotbah nya , boleh menginspirasi dan memberi kekuatan iman bagi orang yang percaya. Kiranya Tuhan senantiasa memberkati hambaNya.