Jangan takut, hai tanah, bersorak-soraklah dan bersukacitalah, sebab juga TUHAN telah melakukan perkara yang besar! (Yl. 2:21)
Ketika kami diberi kesempatan untuk dapat melihat sebagian kecil dari keelokan negeri kita yang tercinta ini, maka kata yang bisa terucap hanyalah: “Betapa luar biasanya Tuhan itu.” Saat saya menyaksikan deburan ombak, angin yang meniup daun-daun, matahari yang menghangatkan tubuh, sawah yang menghijau, orang-orang yang panen, seolah-olah semua bersorak-sorak memuji nama Tuhan.
“Jangan takut, hai tanah, bersorak-soraklah dan bersukacitalah,” demikianlah yang diungkapkan nabi Yoel. Mengapa diawali dengan kalimat “jangan takut”? Ayat 25 menyebutkan bahwa ada hama belalang yang memakan habis tanaman sehingga tidak bisa panen, tetapi Tuhan tidak meninggalkan begitu saja. Ia tetap memelihara sedemikian rupa, sehingga tanah akan menghasilkan kembali panen yang melimpah. Maka, sudah selayaknyalah bila tanah tetap bersorak-sorak memuji Tuhan.
Kemarin kita baru saja bersukacita merayakan Hari Pentakosta dan Ucapan Syukur Tahunan. Satu hari di mana kita diingatkan akan pemeliharaan Tuhan di dalam hidup ini. Pentakosta memperlihatkan pemeliharaan Tuhan melalui turunnya Roh Kudus atas para murid, dan Ucapan Syukur Tahunan memperlihatkan pemeliharaan Tuhan melalui panen raya. Semua itu menjadi salah satu alasan dari sekian banyak alasan yang membuat kita bersukacita dan bersorak-sorai di dalam kehidupan ini. [Pdt. Engeline Chandra]
DOA:
Tuhan, mampukanlah kami untuk menyadari pemeliharaan-Mu dalam hidup ini, sehingga kami dapat bersukacita. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 104:24-34, 35b; Yl. 2:18-29; Rm. 8:18-24
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
1 Comment
Tuhan Sumber Sukascitaku - GKI Pondok Indah Teologia
Juni 27, 2020 - 1:00 am[…] adalah hal mendasar bagi keberadaan dan kesejahteraan manusia. Sukacita juga merupakan fondasi agama dan praktik-praktiknya. Dari laman faith. yale.edu, penulis mengutip […]