Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bersukarialah, bersorak-sorai dan bermazmurlah! (Mzm. 98:4)
Saya ingat almarhum ibu saya suka menyanyi. Sejak ia bangun, dan mulai melakukan kegiatan ia suka memutar lagu-lagu dan ikut bersenandung. Jika kami bepergian dalam mobil, ia memutar lagu-lagu rohani oldies dan mulai bernyanyi. Saya terbiasa mendengarkan lagu-lagu yang ia nyanyikan. Suasana di rumah pun terbangun sejak pagi, saat ia bangun. Keceriaan dan sukacita dalam Tuhan terasa begitu saya membuka mata.
Pemazmur dalam Mazmur 98 mengajak kita menyanyikan nyanyian bagi Tuhan yang sudah melakukan banyak perbuatan- perbuatan ajaib dalam hidup kita. Sering kali dalam hidup, kita kurang menyadari bahwa hidup itu sendiri adalah keajaiban yang Tuhan masih berikan untuk kita. Saat kita bangun di pagi hari dan masih bernapas itu adalah keajaiban pertama di hari itu, dan harusnya kita dimampukan untuk dapat bersyukur.
Namun sering kali yang terjadi kita bangun tanpa sadar bahwa kita sekali lagi mengalami keajaiban Tuhan. Kita bukan menyanyikan nyanyian bahkan bersorak-sorai dalam Tuhan, kita malah sudah kalah sebelum perang, lemas sebelum beraktivitas atau bahkan ya biasa saja deh. Padahal kalau kita masih diberi napas kehidupan, berarti kita kembali menikmati keajaiban Tuhan, maka mulailah hari dengan bersorak dan bersukacita, nyatakan sukacita itu dalam tindakan. Tindakan Anda akan memengaruhi juga suasana hati orang lain. [Pdt. Cordelia Gunawan]
REFLEKSI:
Bernapas adalah keajaiban pertama di awal hari yang harus selalu kita syukuri.
Ayat Pendukung: Ul. 32:44-47; Mzm. 98; Mrk. 10:42-45
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.