“Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang.” (Yoh. 12:36)
Saat berada di dalam kegelapan kita mudah tersesat. Demikian pula saat berada di dalam ruangan yang gelap, kita dapat mencelakakan diri sendiri. Sebab, kita bisa tanpa sengaja menabrak barang-barang yang ada di sana. Saat berada di tempat asing yang gelap, kita juga akan dengan mudah membayangkan hal-hal yang buruk. Padahal, saat keadaan terang-benderang, gambaran yang buruk itu sirna sama sekali.
Mengapa banyak orang Yahudi sulit mengenali dan mengakui Yesus sebagai Mesias? Sebab, mereka membangun gambaran sendiri mengenai sosok Mesias. Tidak heran, sebab mereka berada di dalam kegelapan. Bahkan, meskipun pekerjaan-pekerjaan yang Yesus lakukan di hadapan mereka begitu jelas, mereka masih gagal paham. Itulah penyebab Yesus berkata kepada mereka, “Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barang siapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi” (Yoh. 12:35b). Perkataan Yesus ini merupakan undangan persahabatan bagi setiap orang, bahkan bagi mereka yang menolak Yesus.
Saat kita tidak mampu melihat segala sesuatu dengan jernih, ingatlah kita membutuhkan Sang Terang. Saat kegelapan membuat kita tak mampu melihat harapan, datanglah kepada Sang Terang. Betapa pun sulitnya perjalanan kita, selama Ia beserta, kita aman. Bersama Dia, kita akan menemukan sukacita sejati di akhir perjalanan. [Pdt. Lindawati Mismanto]
REFLEKSI:
Berjalan bersama Sang Terang akan membuat kita menemukan sukacita sejati.
Ayat Pendukung: Mzm. 91:1-2, 9-16; Pkh. 3:1-8; Yoh. 12:27-36
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.