Maka jawab Ester, sang ratu: “Ya raja, jikalau hamba mendapat kasih raja dan jikalau baik pada pemandangan raja, karuniakanlah kiranya kepada hamba nyawa hamba atas permintaan hamba, dan bangsa hamba atas keinginan hamba.” (Est. 7:3)
Pada 1982, beberapa orang di Chicago tewas sesudah meminum Extra Strength Tylenol yang sengaja dikontaminasi dengan sianida. Segera, James E. Burke, CEO Johnson & Johnson, mengeluarkan kebijakan agar perusahaan merespons dengan menyediakan layanan telepon pengaduan gratis, menghentikan seluruh iklan Tylenol, dan menarik kurang lebih 31 juta botol kapsul Tylenol dari toko-toko di Amerika. Kerugian Johnson & Johnson saat itu diperkirakan lebih dari 100 juta dolar. Namun, kebijakan Burke yang tepat dan bijaksana itu sangat dihargai oleh masyarakat dan Tylenol meraih pasarnya kembali. Pada 2003, majalah Fortune menyebut Burke adalah satu dari 10 CEO terbesar sepanjang sejarah.
Sungguh tidak mudah mengambil keputusan yang cepat, tepat, dan bijaksana dalam situasi kritis. Ketika bangsa Yahudi terancam bahaya, Ester berada dalam posisi sangat sulit. Untuk menyelamatkan bangsa dan dirinya, ia harus menghadapi dua ancaman besar, yaitu Haman dan sang raja sendiri. Taruhannya adalah nyawanya dan nyawa bangsanya. Untuk itu, ia harus menyusun strategi dengan tepat dan bijaksana agar tujuannya tercapai. Kisah Ester memperlihatkan tindakan Ester yang berani dan strateginya yang luar biasa.
Untuk bertindak dalam situasi krisis, kita memerlukan lebih dari sekadar keberanian. Kita memerlukan kebijaksanaan juga. Tanpa itu, tindakan kita hanya menjadi tindakan yang gegabah dan berisiko tinggi. [Ibu Yessy Sutama]
REFLEKSI:
Keberanian tanpa kebijaksanaan hanyalah sebuah tindakan yang nekad.
Ayat Pendukung: Mzm. 83:2-5, 10-11, 18-19; Est. 7:1-10; Mat. 24:45-51
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.