“Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.” (Kis. 23:11)

Syair salah satu bait KJ 426 berbunyi: “Kita harus bersaksi di dunia tentang kuasa darah kudus”. Artinya, ketika kita menyanyikan lagu itu, kita menyatakan tekad untuk berani bersaksi tentang Injil Kristus. Berani bersaksi berarti berani meneruskan kabar baik sebagaimana Tuhan Yesus nyatakan, meskipun ada risikonya.

Berani bersaksi demi nama Tuhan Yesus, itulah yang dilakukan oleh Paulus. Ia terus memberitakan tentang kebangkitan Yesus. Kesaksian Paulus ini ditentang oleh para pemimpin agama Yahudi. Mereka lantas mendesak penguasa Roma untuk menangkap dan memenjarakan Paulus. Dalam penjara, Paulus mengalami penderitaan. Bahkan, kepala penjara menyuruh bawahannya untuk memeriksa dan menyesah Paulus (Kis. 22:24). Tuhan tahu penderitaan yang dialami Paulus. Tuhan pun datang dan berkata pada Paulus, “Kuatkanlah hatimu sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma” (Kis. 23:11). Tuhan meneguhkan Paulus untuk siap sedia menghadapi tantangan dalam bersaksi.

Berani bersaksi dengan setia memang bukan perkara mudah. Ketika kita berani bersaksi tentang Injil Tuhan Yesus, itu artinya kita siap menghadapi penderitaan. Namun, satu hal yang kita pelajari melalui kisah Paulus ini, Tuhan hadir dan meneguhkan kita yang mau menyatakan keberanian untuk bersaksi tentang Injil Kristus. [Pdt. Hendri M. Sendjaja]

REFLEKSI:
Bersaksi demi Injil Kristus selalu ada risiko. Namun, Tuhan tidak pernah meninggalkan orang yang bersaksi bagi-Nya.

Ayat Pendukung: Mzm. 145:1-5, 17-21; Za. 1:1-17; Kis. 22:22 -23:11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.