“… sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya.” (Yoh. 11:15)
Ada pepatah yang mengatakan: “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina!” Kita dapat memahami pepatah itu hendak mengatakan bahwa tak ada batasan untuk orang menuntut ilmu. Selama hayat dikandung badan teruslah belajar.
Percaya pada Yesus tidak pernah menjadi hal yang mudah untuk dilakukan oleh siapa pun. Teks Alkitab hari ini dengan sangat gamblang menunjukkan hal tersebut. Yesus bukanlah orang asing bagi Marta dan Maria yang pernah meminyaki kaki Yesus dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Namun, ketika mereka mengalami kedukaan karena Lazarus mati, ternyata sulit sekali bagi mereka untuk tetap percaya pada Yesus bahwa Ia akan membangkitkan Lazarus. Bila dicermati, Yesus seperti melakukan penundaan untuk bertemu dengan mereka. Mengapa? Yesus hendak mengajar untuk mereka percaya. Melalui peristiwa kematian Lazarus, mereka diajar untuk percaya. Ini adalah proses yang harus terus mereka lalui.
Menjadi orang Kristen, beragama Kristen tepatnya, sangat mudah. Selama semua proses administratif dipenuhi, maka orang dapat disebut beragama Kristen. Yang sulit adalah menjalani hidup kekristenan. Sebab, syarat utamanya yaitu percaya pada Yesus tidak lagi dilakukan sebatas ucapan, tetapi mewujud dalam tindakan. Semua peristiwa yang kita alami sepanjang kehidupan adalah kesempatan untuk terus belajar percaya. Ini proses seumur hidup. [Jan Calvin Pindo, S. Th]
REFLEKSI:
Belajar percaya akan membuat kita makin baik dalam mengelola iman kepada Tuhan.
Ayat Pendukung: Yeh. 37:1-14; Mzm. 130; Rm. 8:6-11; Yoh. 11:1-45
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.