Aku telah berbicara kepadamu selagi engkau sentosa, tetapi engkau berkata, “Aku tidak mau mendengarkan!” Itulah tingkah langkahmu dari sejak masa mudamu, sebab engkau tidak mau mendengarkan suara-Ku! (Yeremia 22:21)
Konon, masa remaja adalah masa ketika seorang anak cenderung membangkang dan enggan mendengarkan nasihat orangtua. Banyak remaja yang dinasihati oleh orangtua, tetapi ia tidak mau mendengarkan. Namun, ketidakmauan untuk mendengar ternyata tidak hanya terjadi pada remaja. Dalam keseharian, kita yang berusia dewasa pun sering kali sulit untuk mendengar, enggan menerima pendapat atau masukan dari orang lain, dan menutup telinga terhadap teguran.
Dalam teks Alkitab hari ini, dikisahkan bahwa TUHAN telah mengingatkan Yoyakim bin Yosia, tetapi ia tidak mau mendengarkan. TUHAN memperingatkan Yoyakim saat ia berada dalam keadaan yang baik, nyaman, dan sentosa. Keadaan nyaman membuatnya tidak mau mendengarkan. Sering kali dalam situasi yang baik, seseorang memang mengabaikan nasihat, saran, dan masukan dari orang lain.
Tidak hanya Yoyakim yang sulit mendengar, kita pun sering kali demikian. Sering kali, kita merasa terlalu nyaman dengan diri sendiri. Ketika semua terasa baik- baik saja, kita semakin sulit untuk mau mendengar. Mari belajar untuk tidak menjadi seperti Yoyakim, tetapi belajar membuka telinga dan mau mendengar. Marilah kita juga belajar untuk tidak langsung menanggapi atau merespons, tetapi dengan rendah hati membuka telinga, menyimak, dan mendengar. [Pdt. Cordelia Gunawan]
REFLEKSI:
Rendahkan hati di hadapan Tuhan, bukalah telinga, dan belajarlah mendengar.
Ayat Pendukung: Yer. 22:18-30; Mzm. 46; Luk. 18:15-17
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.



Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.