Sebab, bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. (2 Korintus 2:15-16a)
Ketika seseorang menegur, mengingatkan atau menasihati kita karena tindakan kita yang tidak benar, apa tanggapan kita? Menerima semuanya itu dengan rendah hati dan bersyukur atau justru kita tersinggung dan marah?
Jemaat Korintus tengah dikacaukan oleh orang-orang tak bertanggung jawab yang mengaku utusan dari Yerusalem. Paulus yang sedang tidak berada di Korintus diserang dan difitnah oleh orang-orang tersebut. Paulus meyakini bahwa Injil yang ia beritakan dan yang diterima oleh umat di Korintus adalah Injil yang benar. Dengan keyakinan itulah ia menegaskan bahwa bagi orang yang diselamatkan apa yang dilakukan oleh Paulus menebarkan bau harum kehidupan. Namun, tidak demikian bagi mereka yang menolak Injil yang sejati, Paulus dianggap menebar bau kematian.
Bagaimana kita menanggapi sapaan firman Tuhan ketika kita beribadah atau bersaat teduh? Ada orang yang hanya mau membaca atau mendengar yang menyenangkan hatinya atau yang sesuai dengan keinginannya saja. Sebagai orang beriman yang mengasihi dan menaati Tuhan seharusnya apa pun yang dinyatakan oleh firman kita sambut dengan penuh sukacita. Karena firman itu membawa kita kepada kehidupan yang sejati. Sekalipun ketika firman itu berupa teguran yang keras, hendaklah kita menyambutnya dengan rendah hati. Karena firman itu hendak menjaga agar kita tetap hidup kudus dan benar. [Pdt. Mungki A. Sasmita]
DOA:
Ya Tuhan ajarkan kami untuk rendah hati dan bersyukur ketika kami membaca dan mendengarkan suara-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: 1 Raj. 11:26-40; Mzm. 50:1-6; 2 Kor. 2: 12-17
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.