… sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka. (Hak. 2:18)
Tahukah Anda bahwa mungkin dibandingkan pendeta, sopir bus di kota Jakarta lebih berhasil dalam mengingatkan seseorang kepada Tuhan? Tentu saja, itu hanya humor. Namun, ada sebuah kebenaran di dalamnya, yaitu orang umumnya teringat kepada Tuhan ketika mereka sedang butuh saja. Begitu pun dengan bangsa Israel.
Dalam kisah Yosua, bangsa-bangsa di sekitar Israel dengan kepercayaannya yang berbeda itu seolah-olah sengaja dibiarkan ada oleh Tuhan. Kehadiran mereka menjadi ujian dalam hubungan Israel dengan Tuhan. Di tengah banyaknya godaan kepercayaan lain, Israel harus membuktikan dirinya sebagai umat yang setia kepada Tuhan. Terbukti, Israel sering kali gagal dalam komitmennya dan mereka pun mengalami penindasan. Namun, tiap kali mereka tertindas, segera mereka berteriak kepada Tuhan. Tuhan pun melepaskan mereka dengan membangkitkan seorang hakim di antara mereka. Sayangnya, hal itu tidak berlangsung lama, bahkan menjadi seperti siklus yang terus berulang. Begitu tidak ada lagi hakim di antara mereka, Israel kembali kepada pola hidupnya yang lama: meninggalkan Tuhan, ditindas, dan berteriak. Boleh dibilang, Israel baru berpaling kepada Tuhan saat mereka sulit.
Kesulitan memang bisa membuat kita ingat akan Tuhan dan mendekatkan diri kepada-Nya. Bukankah penyakit, kegagalan karier, atau keretakan rumah tangga bisa membuat kita makin tekun berdoa? Namun, apakah memang harus begitu? [Ibu Yessy Sutama]
REFLEKSI:
Pada saat seperti apa kita sungguh ingat akan Tuhan?
Ayat Pendukung: Mzm. 123; Hak. 2:16-23; Why. 16:8-21
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.