Ia melakukan yang jahat di mata TUHAN sama seperti yang dilakukan Yoyakim. (2 Raja-raja 24:19)
Siapa yang tidak ingin menjadi pemimpin atau bos? Jika ada kesempatan, tentunya kita ingin menjadi pemimpin atau mempunyai kedudukan yang tinggi. Dengan jabatan yang tinggi, banyak hal dapat kita lakukan, sekalipun itu bertentangan dengan perintah Tuhan.
Zedekia adalah Raja Israel yang berkuasa cukup lama. Kekuasaannya telah merambah ke berbagai aspek kehidupan Bangsa Israel. Sayangnya, Zedekia justru berpaling dari Allah yang telah mengangkatnya. Ia membiarkan Bangsa Israel mendirikan mezbah penyembahan bagi ilah-ilah lain. Ia lupa bahwa segala keberhasilan dan pencapaian yang ia miliki adalah berkat dari TUHAN. Maka, Allah murka terhadap Zedekia dan Bangsa Israel yang telah berpaling dari-Nya. Seharusnya, dengan hikmat sebagai penguasa, Zedekia bisa mencegah Bangsa Israel berpaling dari Allah. Namun, Zedekia malah memakai kekuasaannya sebagai raja untuk mewujudkan keinginan mereka menyembah ilah lain.
Untuk menjadi seorang penguasa tidak hanya dibutuhkan kemampuan dan kepandaian saja, melainkan juga hikmat. Hikmat inilah yang dapat mencegah penguasa untuk berbuat sewenang-wenang dan bahkan menjauh dari Allah. Semoga kita tidak menjadi manusia yang lupa diri dan haus kekuasaan, karena hal tersebut akan membuat kita mudah berpaling dari Allah. Ingatlah tidak ada kekuasaan yang mutlak, sebab ketika Allah memberi, maka Allah dapat pula mengambilnya dengan cepat. [Pdt. Yosafat Simatupang]
DOA:
Ya Tuhan, ajar kami memakai kuasa yang kami miliki dengan hikmat, sehingga tidak justru bertentangan dengan kehendak-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: 2 Raj. 24:18-25:21; Mzm. 120; 1 Kor. 15:20-34
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.