Bagaimana Mengambil Langkah Pertama Menuju Integritas

Belum ada komentar 43 Views

Bacaan Hari ini:
Ayub 8: 5-7 “Tetapi engkau, kalau engkau mencari Allah, dan memohon belas kasihan dari Yang Mahakuasa, kalau engkau bersih dan jujur, maka tentu Ia akan bangkit demi engkau dan Ia akan memulihkan rumah yang adalah hakmu. Maka kedudukanmu yang dahulu akan kelihatan hina, tetapi kedudukanmu yang kemudian akan menjadi sangat mulia.”

Mungkin sulit buat Anda untuk membaca kata-kata penguatan tentang integritas, karena Anda terus-menerus mengingatkan diri Anda bahwa Anda selalu gagal menggunakan semua kesempatan yang Anda punya untuk menunjukkan kejujuran Anda- kegagalan moral dalam hidup Anda. Kita semua tentu punya daftar kegagalan yang serupa.

Santo Agustinus berkata bahwa mengakui perbuatan buruk adalah awal dari perbuatan baik.

Jika Anda serius ingin menjadi orang yang berintegritas, langkah pertama yang harus Anda ambil ialah dengan mengakui bahwa Anda belum menjadi orang yang berintegritas.
Akuilah bahwa Anda tidak selalu menepati janji Anda. Anda sering bergosip, dan Anda menyukainya.
Kadang Anda malas bekerja. Anda berpura-pura menjadi orang lain. Akui saja semuanya kepada Tuhan!

Banyak orang membagi-bagi kehidupan mereka dan beranggapan mereka bisa hidup dengan integritas ketika mereka menyembunyikan dosa di satu area kehidupan selama itu tidak mempengaruhi area-area kehidupan yang lainnya. Saya menyebutnya mitos Titanic. Kapal Titanic seharusnya tidak dapat tenggelam karena itu merupakan kapal pertama yang menyekat-nyekat dan mengkompartementalisasi lambung kapal.

Secara teori, jika kapal tersebut kemasukan air pada satu bagian tertentu di dalam kapal, Anda bisa menutup palka kapal dan membuatnya kedap air sehingga itu tidak akan menenggelamkan seluruh badan kapal.

Tetapi saudara-saudara, jika bicara soal kehidupan, sebuah lubang di kapal tetap saja namanya lubang, dan pada akhirnya itu akan menenggelamkan Anda. Bagian kecil itu yang Anda kira sudah Anda kendalikan, pada akhirnya akan menjatuhkan Anda. Dan itu akan memengaruhi orang-orang di sekitar Anda, karena meski dosa sifatnya personal, tapi itu tidak akan pernah bisa ditutupi.

Tidak seorang pun di antara kita yang sempurna, tetapi Tuhan tidak mengharapkan Anda sempurna! Dia berharap Anda memiliki integritas, dan titik awal untuk menuju ke sana adalah dengan mengakui dosa Anda — sebanyak apa pun dosa-dosa Anda.

Hidup dengan integritas adalah sebuah pilihan.

Renungkan hal ini: 
– Apa area dalam hidup Anda yang telah Anda pilih untuk Anda pisahkan atau sembunyikan dari keluarga Anda? Bagaimana hal itu memengaruhi Anda secara spiritual, emosional, dan fisik?
– Mengapa Allah ingin Anda mengakui dosa-dosa Anda meski Dia mengetahuinya?
– Bagaimana dosa Anda memengaruhi orang lain, bahkan ketika mereka tidak mengetahuinya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 49-50; Roma 1

Tuhan lebih tertarik mengenal hati Anda dibanding dosa-dosa Anda. Anda tidak akan pernah sempurna. Anda tidak akan pernah menjadi tidak berdosa. Tetapi Anda bisa lebih sedikit berbuat dosa.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Renungan Harian
  • Tuhan Menyertai Kita
    Yeremia 1:11-19
    Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau” demikianlah firman TUHAN....
  • Tuhan Meluputkan Kita Dari Maut
    Mazmur 56
    Sebab Engkau telah meluputkan aku dari maut, bahkan menjaga kakiku sehingga tidak tersandung; maka aku boleh berjalan di hadapan...
  • Tuhan Memelihara Hidup Kita
    1 Raja-raja 17:8-16
    Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang, seperti firman TUHAN yang disampaikan-Nya dengan...
  • Dekat, Tapi Malah Ditolak
    Lukas 4:21-30
    Kata-Nya lagi, ” Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Tidak ada nabi yang diterima di kampung halamannya. (Lukas 4:24) Tidak semua...
  • Allah Sayang Kepada Kita
    2 Tawarikh 36:11-21
    Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang kali mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia mengasihani umat-Nya dan tempat kediaman-Nya....