Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! (Mzm. 42:12)
Kita tentu mengenal tokoh Superman, pahlawan adidaya yang badannya tak tembus oleh peluru, tak robek oleh pisau. Namun ternyata, Superman tidak benar-benar super. Ia menjadi lemah ketika diserang dengan batu kryptonite, batu dari planet Krypton, tempat asalnya.
Tidak ada superman di dunia ini. Semua manusia, yang tampak kuat sekalipun, pasti memiliki kelemahan. Pemazmur adalah salah satunya. Dari tengah pusaran kesesakan ia menjerit, “Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: “Di mana Allahmu?” (Mzm. 42:4). Dengan jujur ia mengakui, “Seperti tikaman maut ke dalam tulangku lawanku mencela aku, sambil berkata kepadaku sepanjang hari: ‘Di mana Allahmu?’” (Mzm. 42:11).
Itulah jeritan banyak orang ketika pandemi Covid-19 mendera dan orang-orang yang kita cintai menjadi korban. Itu pula teriakan kita ketika masalah bisnis menghunjam bertubi-tubi bagaikan deburan ombak yang tak kunjung usai. Tidak ada yang salah jika kita datang kepada Tuhan dengan air mata dan mempertanyakan diri-Nya. Allah tidak marah hanya karena kita menggugat-Nya. Namun toh demikian, kita perlu meneladani pemazmur. Di tengah kesesakannya, ia mengakhiri ratapannya kepada Tuhan dengan seruan, “Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” (Mzm. 42:12). Allah memang kadang terlihat diam, tetapi Ia tak pernah tidur. Ia punya waktu dan cara-Nya sendiri untuk menolong. [Pdt. Paulus Sugeng Widjaja, MAPS, Ph.D.]
DOA:
Ya Tuhan Sang Penolong, tolonglah kami untuk selalu mengingat kasih setia-Mu saat kami berada dalam kesesakan. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 42; Yes. 29:17-24; Kis. 5:12-16
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.