“Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku” (Mzm. 50:15)

Apa yang harus kita lakukan supaya ketika kita menghadapi kesulitan ada orang yang mau menolong kita? Salah satu nasihat yang sangat sering disampaikan adalah berlaku baiklah kepada semua orang. Sebab, kalau kita tidak bersikap dan berperilaku baik kepada orang lain, orang lain juga tidak akan peduli pada kita. Tentu saja nasihat itu dalam kenyataan sehari-hari benar dan tepat.

Namun, ukuran semacam itu tidaklah tepat bila dikenakan dalam relasi kita dengan Allah. Pada dasarnya Allah sangat mengasihi manusia ciptaan-Nya, bagaimanapun rupa kehidupan umat-Nya itu. Bila umat-Nya dalam kesesakan dan berseru kepada-Nya, la pasti akan meluputkan mereka. Kalaupun la murka kepada manusia, itu bukan karena kurban yang dipersembahkan oleh manusia tidak sesuai dengan aturan. la murka karena keberdosaan manusia. Murka Allah adalah untuk kebaikan umat. Namun, seberapa pun besarnya dosa umat, kasih sayang Allah tidak pernah berubah. Karena itu, umat yang telah mengalami kasih sayang Allah yang sedemikian besar itu dipanggil untuk senantiasa memuliakan-Nya.

Bukankah pengalaman pemazmur juga menjadi pengalaman kita? Ketika kita tidak peduli pada Allah, Allah tetap peduli kepada kita. Ketika kita terjerumus ke dalam berbagai-bagai persoalan, Allah tetap berkenan menolong kita. Karena itu, marilah kita insaf dari segala ketidakpedulian kita kepada-Nya, dan muliakanlah Dia dalam kehidupan kita. [Pdt. Mungki A. Sasmita]

DOA:
Terima kasih, ya Allah, untuk kasih setia dan kebaikan-Mu yang senantiasa Engkau nyatakan dalam kehidupan kami. Kami hendak selalu memuliakan nama-Mu di seluruh kehidupan kami. Amin.

Ayat Pendukung: Mzm. 29; Ayb 39:26-40:5; Yoh. 14:25-26
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.