allah menyesal

Allah Menyesal

Yun. 3:10-4:11; Mzm. 145:1-8; Flp. 1:21-30; Mat. 20:1-16

Belum ada komentar 163 Views

Apabila ada salah seorang dari saudara kita yang berdosa kemudian bertobat dan Tuhan mengampuninya, bagaimana kah sikap kita, senang kah ? atau justru kecewa dan marah seperti sikap yang ditunjukkan oleh Yunus ? bukan kah seharusnya kita bersukacita jika Tuhan memberikan kesempatan lagi bagi saudara kita untuk menerima pengampunan dan diselamatkan ?

Yunus yang telah berlelah-lelah menyuarakan pesan Tuhan, menghendaki agar Tuhan konsisten terhadap keputusan yang telah dibuatnya, bahwa Tuhan akan mendatangkan hukuman kepada Niniwe atas kejahatan mereka. Tetapi yang terjadi sebaliknya, Allah “menyesal” merancangkan hukuman bagi mereka, karena pertobatan orang-orang Niniwe. Padahal Yunus sudah keluar dari kota itu untuk menantikan apa yang akan terjadi di sana (ay. 5).

Bagi Yunus, muncul pertentangan antara kasih Allah dengan hakikat keadilan, bahwa orang-orang Niniwe harusnya dihukum walaupun mereka telah bertobat. Dia mengharapkan keadilan Allah, sebab bagaimana mungkin kejahatan mereka yang begitu besarnya dapat diampuni dalam sekejap mata hanya dengan berkabung dan berpuasa. Seharusnya Allah memberikan hukuman yang setimpal atas kejahatan mereka dan barulah Tuhan memberikan keselamatan yang setimpal dengan pertobatannya. Yunus memang mengharapkan adanya keringanan hukuman sebab mereka telah bertobat, tapi bukan pembatalan hukuman.

Allah yang menyesal, menggambarkan belas kasih Allah, lebih besar daripada penghakiman-Nya. Sebab belas kasih yang diwujudkan dalam pengampunan akan menjadi perekat, yang mempersatukan kehidupan dalam komunitas. Tidak ada komunitas yang dapat bertahan tanpa ada kesediaan untuk saling mengampuni. Pengampunan ini lah yang memberikan ikatan dalam situasi yang baik atau tidak baik, sehingga melaluinya akan berkembang hidup yang saling mengasihi.

Namun sebagaimana yang ditunjukkan dalam kisah Yunus, kepentingan-kepentingan pribadi kita terus-menerus menghalangi keinginan kita untuk hadir satu bagi yang lain, tanpa syarat. Kasih kita selalu dibatasi oleh syarat-syarat yang terungkap maupun yang tak terungkap.

Tidak ada sekecil apapun dosa yang luput dari hukuman Allah dan tidak ada sebesar apapun dosa yang tidak diampuni oleh Allah. Ini adalah kasih dan keadilan Allah.

Kita harus saling mengampuni, karena kita bukan Allah yang dapat menentukan harus diampuni atau dihakimi. Lakukanlah !!!

(tt)

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • MERDEKA UNTUK BERBEDA
    Lukas 9:51-56; Galatia 5:1, 13-25
    Salah satu ekspresi dari hidup di dalam kemerdekaan adalah kebebasan untuk menjadi diri sendiri, sekalipun itu berarti berbeda dari...
  • MENJADI GEREJA YANG MENGAKU
    Roma 10:9-12
    Sebuah pengakuan, mesti diikuti tindakan yang sejalan dengan pengakuan tersebut. Sungguh aneh, jika kita mengaku Kristus adalah Tuhan tetapi...
  • MENGIMANI ALLAH TRINITAS
    Amsal 8:1-4, 22-31; Mz. 8; Roma 5:1-5; Yoh. 16:12-15
    Belajar dari pemazmur, aku mencoba untuk mengenal Allah. Ku lihat alarm semesta, Bintang, matahari dan bulan serta berbagai bunga...
  • ROH KUDUS DAN MISI
    Kej. 11:1-9; Mz. 104:24-34, 35b; Kis. 2:1-21; Yoh. 14:8-17, 25-27
    Sungguh menarik bacaan leksionari kita hari ini. Ketika kisah para Rasul memberitakan tentang dicurahkannya Roh Kudus, dengan salah satu...
  • KESELAMATAN DAN KESATUAN IMAN
    Kis. 16:16-34; Mz. 97; Wahyu 22:12-21; Yoh. 17:20-26
    Injil Yohanes 17:20-21, menggambarkan, tentang keselamatan, sebagai masuk ke dalam persekutuan Allah Trinitas. (…agar mereka di dalam kita___). Dengan...