Doa Bapa Kami yang dalam bahasa Yunani disebut H Kupiaku _po_eu__. Dalam bahasa Latin “Doa Bapa Kami” disebut dengan “Oratio Dominica”. Dalam bahasa Inggris, disebut dengan sebutan “The Pater Imon”, “Paster Noster” atau “Our Father”.
Doa Bapa Kami yang sangat dikenal sebagai doa umat percaya berasal dari 2 versi Injil, yaitu dari Injil Matius dan Injil Lukas. Dalam hal ini Injil Markus tidak mencatat Doa Bapa Kami. Latar-belakang munculnya doa Bapa Kami dalam Injil Matius merupakan bagian dari percakapan para murid yang mohon kepada Tuhan Yesus tentang bagaimana mereka harus berdoa.
Beberapa kalangan orang Kristen mengartikan doa Bapa Kami sebagai suatu pedoman tentang bagaimana mereka harus berdoa. Tetapi ada pula yang mengartikan doa Bapa Kami sebagai suatu perintah dari Tuhan Yesus agar mereka memakai doa Bapa Kami secara berulang-ulang. Kesaksian Injil-Injil sebenarnya tidak pernah menyebutkan bahwa Tuhan Yesus dan para murid menaikkan doa Bapa Kami sebagai doa-doa rutin mereka.
Terjemahan dan Versi
Dalam sejarah dapat dijumpai beberapa terjemahan doa Bapa Kami. Terjemahan pertama dalam bahasa Inggris tercatat dalam “Northumbrian translation” sekitar tahun 650. Kemudian ada 4 terjemahan yang terbaik dalam bahasa Inggris, yaitu:
- Terjemahan tahun 1662 yang menjadi buku doa dari gereja Anglikan (the Anglica Book of Common Prayer).
- Terjemahan dari konsultasi liturgi bahasa Inggris: ELLC (English Language Liturgical Consultation) sebagai suatu terjemahan ekumenis.
- Versi Orthodoks Timur (Eastern Orthodox) yang digunakan oleh gereja Orthodoks Timur.
- Versi gereja Roma Katolik.
Pada bagian berikut dapat dilihat 3 versi yaitu dari terjemahan BCP tahun 1662 (the Anglican Book of Common Prayer), terjemahan dari “the English Language Liturgical Consultation” (ELLC), dan terjemahan dari gereja Orthodoks Timur.
1662 BCP
Our Father, which art in heaven, |
ELLC (English Language Liturgical Consultation) Our Father in heaven, |
Eastern Orthodox Version
Our Father, who art in heaven, |
Standard Latin form:
Pater noster, qui es in caelis, Sanctificetur nomen tuum. |
Pada bagian berikut kita dapat melihat dua versi King James Version perihal doa Bapa Kami menurut versi Injil Matius dan Injil Lukas, yaitu:
Matthew 6:9-13 (KJV) After this manner therefore pray ye: Our Father which art in heaven, Hallowed be thy name. Thy kingdom come. Thy will be done in earth, as it is in heaven. Give us this day our daily bread. And forgive us our debts, as we forgive our debtors. And lead us not into temptation, but deliver us from evil: For thine is the kingdom, and the power, and the glory, for ever. Amen. |
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) |
Luke 11:2-4 (KJV) And he said unto them, When ye pray, say, Our Father which art in heaven, Hallowed be thy name. Thy kingdom come. Thy will be done, as in heaven, so in earth. Give us day by day our daily bread. And forgive us our sins; for we also forgive every one that is indebted to us. And lead us not into temptation; but deliver us from evil. |
Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” |
Pemahaman Makna
Doa Bapa Kami diawali dengan kata ganti “kami”. Dengan demikian dari kata ganti “kami” tersebut menunjuk kepada bentuk jamak. Itu sebabnya doa Bapa Kami dimaksudkan sebagai suatu doa yang diucapkan secara komunal sebagai persekutuan umat daripada suatu doa yang sifatnya pribadi. Sehingga dengan sapaan “Bapa Kami” merupakan panggilan kepada Allah secara akrab yang senantiasa hadir dan dekat dengan umat-Nya.
Ungkapan doa “dikuduskanlah nama-Mu” berakar pada pemahaman teologis Yudaisme bahwa nama Allah begitu mulia dan wajib dikuduskan. Panggilan untuk menjaga kekudusan nama Allah dinyatakan dalam Sepuluh Firman Allah yaitu “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan” (Kel. 20:7).
Permohonan agar Kerajaan Allah datang dipahami sebagai harapan iman orang percaya bahwa Messias kelak akan datang untuk menghadirkan Kerajaan Allah. Kehadiran Kerajaan Allah tersebut ditandai dengan terwujudnya kehendak Allah di atas bumi yang memerintah atas kehidupan umat manusia, dan pada pihak lain umat manusia memberi respon dengan kesediaannya untuk tunduk kepada kehendak Allah dan firman-Nya.
Permohonan makanan yang secukupnya dari terjemahan _p_____ (epiousios) merupakan refleksi iman umat Israel yang telah mengalami pemeliharaan Allah selama mereka berjalan di padang gurun (Kel. 15:15-21), yaitu dengan pemberian roti manna.
Selama di padang gurun umat Israel tidak dapat menyimpan manna sebagai perbekalan untuk keesokan harinya. Jadi untuk bertahan hidup selama di padang gurun mereka diajar untuk sungguh-sungguh bergantung kepada kemurahan dan pemeliharaan Allah setiap hari. Penggunaan kata “epiousios” dalam papirus Mesir dimaknai untuk kehidupan keesokan harinya. Misalnya pengertian tersebut digunakan oleh Injil Nazoreanus (the Gospel of the Nazoraeans). Jadi pengertian “berikanlah makanan kami yang secukupnya” pada prinsipnya menunjuk sikap ketergantungan umat kepada pemeliharaan Allah sampai kedatangan-Nya kembali.
Di Mat. 6:12 secara khusus digunakan istilah “utang” (debs). Versi terjemahan tahun 1662 menggunakan istilah “trespasses” (pelanggaran). Sementara versi ekumenis sering menggunakan istilah “dosa” (sins). Origenes menggunakan istilah “trespasses” dari bahasa Yunani, yaitu kata “paraptomata”. Makna harfiah dari bahasa Yunani, kata “utang” biasanya dikaitkan dalam pengertian finansial. Tetapi dalam bahasa Aram, kata “utang” juga dapat berarti “dosa”. Karena itu dapat diduga bahwa Injil Lukas dan Matius ditulis dengan menggunakan pengertian Aram. Bagi umat Yahudi, memohon pengampunan dari Allah merupakan doa pokok mereka setiap hari.
Namun gereja-gereja Presbiterian di Skotlandia mengikuti versi yang dipakai oleh Injil Matius pasal 6 yaitu dari King James Version. Karena itu mereka menggunakan istilah “utang” (debs) dan “pengutang” (debtors) dalam ungkapan doa mereka. Versi Latin yang dipakai oleh gereja Roma Katolik secara tradisional menggunakan istilah “debita” (debts). Tetapi kebanyakan orang Kristen baik Roma Katolik dan Protestan di Amerika Serikat menggunakan “pelanggaran” (trespasses). Selain itu gereja Roma Katolik menghilangkan bagian “doksologi” yang di dalam Alkitab terjemahan LAI berbunyi: “Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya”.
Permohonan doa yaitu “dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat” sering menimbulkan kebingungan. Kata “pencobaan” berasal dari kata “peirasmos”. Tetapi bukankah diimani bahwa “Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun?” (Yak. 1:13).
Dalam permohonan doa Bapa Kami di sini mengesankan bahwa Allah dapat membawa umat-Nya ke dalam pencobaan. Untuk tujuan rencana-Nya, Allah dapat mencobai umat-Nya yang saleh (bandingkan dengan kisah Ayub). Tetapi makna sesungguhnya dari perkataan “peirasmos” ialah sebagai suatu ujian karakter (test of character). Menurut para ahli, ungkapan doa “Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya” dipengaruhi oleh pola doa Kaddish umat Yahudi. Di I Taw. 29:11 disebutkan: “Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya”.
Pdt. Yohanes Bambang MulyonoReferensi
- William F. Albright” Albright, W.F. and C.S. Mann. “Matthew.” “The Anchor Bible Series” The Anchor Bible Series. New York: Doubleday & Company, 1971.
- Augsburger, Myron. Matthew. Waco, Texas: Word Books, 1982.
- Barclay, William. The Gospel of Matthew: Volume 1 Chapters 1-10. Edinburgh: Saint Andrew Press, 1975.
- Beare, Francis Wright. The Gospel According to Matthew. Oxford: B. Blackwell, 1981.
- Filson, Floyd V. A Commentary on the Gospel According to St. Matthew. London: A. & C. Black, 1960.
- Fowler, Harold. The Gospel of Matthew: Volume One. Joplin: College Press, 1968
- France, R.T. The Gospel According to Matthew: an Introduction and Commentary. Leicester: Inter-Varsity, 1985.
- Hendriksen, William. The Gospel of Matthew. Edinburgh: Banner of Truth Trust, 1976
- Hill, David. The Gospel of Matthew. Grand Rapids: Eerdmans, 1981
- “Lilies in the Field.” A Dictionary of Biblical Tradition in English Literature. David Lyle Jeffrey, general editor. Grand Rapids: W.B. Eerdmans, 1992.
- Lewis, Jack P. The Gospel According to Matthew. Austin, Texas: R.B. Sweet, 1976.
- Luz, Ulrich. Matthew 1-7: A Commentary. trans. Wilhlem C. Linss. Minneapolis: Augsburg Fortess, 1989.
- Morris, Leon. The Gospel According to Matthew. Grand Rapids: W.B. Eerdmans, 1992.
- “Eduard Schweizer” Schweizer, Eduard. The Good News According to Matthew. Atlanta: John Knox Press, 1975
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.