Memasuki kota Yerusalem Yesus disambut dengan kata-kata indah bagi seorang peziarah, yang dikutip dari Mzm 118:26, “Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN..!” Namun selain menyerukan “diberkatilah” (Ibr.: “barak”), orang banyak menyerukan juga “hosana”, tepatnya, “Hosana bagi anak Daud..” “Hosana” berarti “bebaskan kami, menangkan kami” (Ingg.: “be propitious”). Inilah cerminan dari dambaan pembebasan yang diharapkan dari seorang “Mesias”. Pembebasan dari penjajahan Romawi yang amat dibenci.
Tak heran bila banyak orang dengan heran bertanya-tanya: “Siapakah orang ini?” Pertanyaan yang adalah ungkapan ketakjuban atas penyambutan bagi seseorang yang begitu bersahaja. Atas mukjizat yang dilakukan-Nya (sebelum memasuki Yerusalem Yesus membangkitkan Lazarus), dan mestinya juga atas kata-kata bijak-Nya dan ketegasan-Nya (mengusir para penjual yang mengambil untung dari para peziarah di Bait Allah).
Namun Yesus masuk kota Yerusalem dengan pesan yang mestinya jelas bagi siapa pun. Ia datang bukan sebagai panglima perang yang hendak meremukkan penjajahan. Sebaliknya ia datang menunggang keledai muda dengan jubah putih, lambang anti kekerasan. Karena Ia datang sebagai “Mesias” yang hendak memberikan diri (baca: mengorbankan diri), bagi keselamatan umat Allah, bahkan bagi segenap ciptaan, dunia dan manusia.
Dalam terang itu, pertanyaan “Siapakah orang ini?” mestinya ditanyakan setiap orang percaya pada apa pun persepsinya tentang Kristus, dan pada dirinya sendiri. Pertanyaan yang tidak bisa tidak, harus dihadapmukakan pada misi sejati sang Kristus.
PWS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.