Dipotong atau Dibersihkan? Atau bukan keduanya?

Dipotong atau Dibersihkan? Atau bukan keduanya?

Belum ada komentar 196 Views

Kita sering membaca ayat 2, “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya” dalam terang ayat 6, “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.” Atas dasar itu, kita menyimpulkan bahwa jika seorang Kristen tidak berbuah, ia akan dipotong (ay. 2), lalu terjadilah apa yang digambarkan di dalam ayat 6: dibuang, dicampakkan ke dalam api, lalu dibakar.

Namun, kita lupa, bahwa ayat 2 dan ayat 6 berbicara tentang dua jenis ranting yang sama-sekali berbeda. Yang membedakan adalah, yang satu hidup di dalam Kristus (“pada-Ku”, ay. 2), yang lain “tidak tinggal di dalam” Kristus (ay. 6). Keduanya sungguh tak sama.

Jika demikian, jangan-jangan memang sebuah ranting yang ada di dalam Kristus yang tidak berbuah akan dipotong, sehingga ia menjadi tidak tinggal di dalam Kristus? Penafsiran semacam ini kok tampak berlawanan dengan prinsip “diam di dalam Kristus” yang menyiratkan anugerah Allah. Kita diam di dalam Kristus bukan karena kita berbuah atau tidak, namun karena memang anugerah Allah. Kalau demikian, mengapa “dipotong” (ay. 2)?

Mungkin masalahnya ada pada terjemahannya. Di dalam ayat 2, kata “dipotong” (airō) memiliki akar kata yang sama dengan “dibersihkan” (kathairō). Tetapi, kata airō bisa juga berarti “mengangkat” dan ternyata arti ini yang lebih banyak dipergunakan di dalam Injil. Misalnya:

Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil (airō, bukan memotong) mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus. (Mat. 14:12)

Agaknya terhadap ranting yang tak berbuah di ayat 2, lebih tepat diperlakukan “pengangkatan” bukan “pemotongan.” Joseph Dillow pernah menulis bahwa di Palestina, ranting-ranting yang jatuh dan tak bisa berbuah “diangkat dengan perhatian yang sangat besar dan diberi waktu untuk sembuh … sebuah ranting yang tak berbuah diangkat dan diletakkan pada posisi yang membuatnya dapat memberi buah.” Agaknya penafsiran ini lebih tepat, sekaligus menyediakan sebuah teologi yang lebih sehat.

[J.A]

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • APAKAH ENGKAU MENGASIHI AKU LEBIH?
    Yohanes 21:15-17
    Yesus tidak bertanya kepada Petrus, “Mengapa kamu gagal?” atau “Mengapa kamu menyangkal-Ku?” la hanya bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku...
  • Menghidupi Dunia Dengan Iman
    Kisah Para Rasul 5:27-32; Mazmur 118:14-29; Wahyu 1:4-8; Yohanes 20:19-31
    Damai sejahtera bagimu, demikian sapaan Yesus kepada para murid yang tengah diliputi rasa takut, bingung dan cemas. Damai sejahtera...
  • MEJA PERJAMUAN: PERAYAAN KASIH DAN PEMULIHAN
    Yesaya 25:6-9; Mazmur 114; 1 Korintus 5:6b-8; Lukas 24:13-49
    Perjamuan Kudus bukanlah sekadar makan dan minum namun perayaan iman yang terus menerus kita lakukan agar kita mengingat bagaimana...
  • Dl TAMAN GETSEMANI
    Yesaya 50:4-9a; Mazmur 31:10-17; Filipi 2:5-11; Lukas 22:14-23:56
    Bacaan injil minggu ini cukup panjang, Lukas 22:14-23:56 (umat silakan membaca bacaan ini secara lengkap di rumah) dengan mengambil...
  • MENGUTAMAKAN YANG UTAMA
    Yesaya 43:16-21; Mazmur 126; Filipi 3:4b-14; Yohanes 12:1-8
    Banyak tanggung jawab yang kita pikul dalam hidup ini. Tanggung jawab moral, ekonomi, sosial, pendidikan dan banyak lagi. Peran...