Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! (Mazmur 32:1)
Suami Ibu Aya berbohong kepada istrinya ketika menjawab pertanyaan: mengapa pulang kerja larut malam? Pikirnya, jika ia menjawab jujur, pasti akan terjadi keributan. Maka, akan lebih aman jika ia berbohong. Namun, sejak berbohong, hatinya tidak tenang. Ia merasa bersalah dan khawatir kebohongannya terbongkar. Hal itu membuat hatinya tertekan.
Berbahagia berarti tidak tertekan dan merasa diberkati. Dalam Mazmur 32, kebahagiaan pemazmur disebabkan oleh pelanggaran yang diampuni. Diampuni berarti dosa diangkat tinggi-tinggi, dipikul, dan ditanggung oleh Allah. Dosa kita ditanggung oleh Allah sehingga pelanggaran kita diampuni. Dosa kita telah dihapuskan dan tidak diperhitungkan lagi. Pengampunan itu diberikan Allah kepada manusia yang mengakui dosanya dengan jujur dan tidak menyembunyikannya di hadapan Allah. Mengakui kesalahan dengan jujur membuat hati menjadi tenang. Sebaliknya, menyembunyikan kesalahan akan membuat hidup terasa tertekan, tidak tenang, dan terus dikejar rasa bersalah. Pada akhirnya, manusia tetap akan dituntut untuk mempertanggungjawabkan dosanya.
Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat ia akan jatuh juga. Sepandai-pandainya manusia berbohong dan menyembunyikan dosanya, akhirnya akan terbongkar juga. Akuilah dosa dan pelanggaran kita, maka kita akan berbahagia. Jika kita mengakui dosa kita, maka Tuhan akan mengampuni kita, dan itulah sumber kebahagiaan sejati. [Pdt. Em. Dianawati S. Juwanda]
DOA:
Tuhan, terima kasih karena Engkau mengingatkan kami untuk berani mengakui kesalahan kami, sehingga hati kami tidak tertekan. Amin.
Ayat Pendukung: Ams. 15:8-11, 24-33; Mzm. 32:1-7; 2 Kor. 1:1-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.




Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.