Harta yang Paling Berharga

2 Timotius 2:9-10

Belum ada komentar 3 Views

Minggu lalu, kita merenungkan “harta yang indah” yaitu keselamatan yang dianugerahkan oleh Allah, yang harus kita jaga dan pelihara baik -baik. Minggu ini, masih melalui surat 2 Timotius, Paulus menuturkan konsekuensi yang harus dia pikul untuk memeliharanya. Ia merelakan diri untuk ditangkap, dibelenggu, serta diperlakukan seperti seorang penjahat. Semua ini ia jalani demi harta keselamatan yang harus ia beritakan. Di ayat 10, Paulus menegaskan bahwa ia “sabar menanggung” (hypomen ō) penderitaan itu. Kata hypomen ō (kata kerja) atau hypomone (kata benda) menunjuk pada ketabahan berada atau tinggal (menein) di bawah (hypo) tekanan yang kuat. Ia merelakan diri menderita asalkan ia dapat terus merawat keselamatan yang harus ia beritakan.

Mungkin spiritualitas ketabahan ini yang perlu kita ajarkan kepada generasi muda kita, yaitu melalui keteladanan yang kita perlihatkan. Banyak orang yang berani menderita untuk waktu yang sekejap, namun tidak memiliki ketabahan untuk terus berada di dalam penderitaan itu. Mereka memilih untuk menyerah dan menyerahkan keselamatan mereka.

Mengapa Paulus mampu bertahan dan tabah? Sebab ia percaya bahwa, sekalipun ia terbelenggu, firman Allah yang mewartakan keselamatan itu tidak terbelenggu. Justru di dalam penderitaan, harta itu bagai benih yang makin bertumbuh dan memekar. Kisah kehidupan gereja mula -mula membuktikan itu. Di dalam persekusi dan aniaya, Injil justru makin tersebar. Makin dihambat, makin merambat. (JA)

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu