Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala sesuatu. (Amsal 28:5)
Pada suatu siang yang terik, seorang ibu tua berjalan tertatih-tatih pulang dari pasar yang ramai. Keranjang belanjaannya tampak berat, dan keringat membasahi wajahnya yang keriput. Datanglah seorang pemuda menghampiri ibu itu, lalu menawarkan bantuan untuk membawakan belanjaannya. Ibu itu awalnya ragu, tetapi akhirnya menerima tawaran pemuda tersebut dengan senyuman tulus. Pemuda itu bahkan membantu ibu itu naik ke bus dan memastikan ia mendapatkan tempat duduk. Kebaikan pemuda itu mungkin dianggap sepele oleh sebagian orang, tetapi apa yang dilakukannya telah mencerminkan kasih Allah, dengan peduli terhadap mereka yang lemah dan membutuhkan pertolongan.
Orang yang sungguh-sungguh mencari Tuhan akan dikuatkan oleh kuasa Tuhan supaya hidup selaras dengan kehendak-Nya. Hati mereka menjadi hati yang tertuju pada Allah dengan pemahaman rohani yang mendalam. Mereka menjadi bijaksana untuk menunjukkan kasih yang tulus kepada sesama. Sebaliknya, mereka yang jahat, menolak Tuhan, dan hidup dalam kefasikan pasti kehilangan arah, terombang-ambing dalam kebingungan dan kegelapan moral.
Percayalah, Allah sanggup menerangi hati dan pikiran kita. Roh-Nya menuntun kita kepada kebenaran dan kasih sehingga kita memperoleh hikmat untuk mengelola hidup menjadi semakin berdampak baik bagi sesama. Kita yang mencari Tuhan akan dimampukan untuk mengerti, supaya kasih selalu dinyatakan dalam setiap kesempatan. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apakah aku mau menerima hikmat Tuhan untuk memahami dan menghidupi kasih, keadilan, dan kebenaran?
Ayat Pendukung: Ams. 28:3-10; Mzm. 146; Ef. 2:1-10
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.