Saat Napas Berhenti

Mazmur 146

Belum ada komentar 62 Views

Apabila napasnya berhenti, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah segala rencananya. (Mazmur 146:4)

Michael adalah seorang pengusaha ternama yang membangun kerajaan bisnisnya dari nol. Ia bekerja keras mencapai puncak kesuksesan. Kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan telah dicapainya. Namun, Michael menyimpan kekhawatiran mendalam. Kesehatannya mulai menurun, usianya tak lagi muda, dan ia menyadari bahwa semua yang ia kumpulkan selama ini tidak dapat menjamin masa depannya. Bahkan, tidak dapat ia bawa mati. “Siapakah yang akan meneruskan usahaku? Akankah kekayaanku menemaniku pada akhir hayatku?” gumamnya dalam hati. Kegelisahan Michael mencerminkan realitas hidup yang sering kita lupakan, yaitu kefanaan manusia.

Seperti kata pemazmur, hidup di dunia ini memang sementara. Segala pencapaian, kekuasaan, dan harta benda yang kita kumpulkan akan sirna saat ajal menjemput. Seperti embun pagi yang cepat hilang diterpa sinar matahari, demikian pula kehidupan manusia di dunia. Pesan ini bukanlah untuk menakut-nakuti, tetapi untuk mengingatkan kita akan kenyataan, supaya kita tidak menaruh harapan pada hal-hal yang fana.

Mengetahui kefanaan hidup mendorong kita untuk lebih bijaksana. Maka, mari kita investasikan hidup dengan membangun hubungan yang akrab dengan Allah dan mengasihi sesama. Setiap hari adalah kesempatan untuk menghidupi teladan Kristus dengan menjadi jalan berkat bagi sesama. Dengan demikian, meskipun raga kita akan kembali menjadi debu, warisan iman dan kasih kita akan tetap hidup dan berbuah. [Pdt. Essy Eisen]

REFLEKSI:
Apa yang akan aku tinggalkan saat napas hidupku kelak berhenti?

Ayat Pendukung: Ams. 22:2-16; Mzm. 146; 2 Kor. 8:8-15
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Renungan Harian
  • Jangan Serakah
    Amsal 28:11-28
    Orang yang ioba menimbulkan pertengkaran, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, diberi kelimpahan. (Amsal 28:25) Bu Ani, seorang pedagang, sangat...
  • Memahami Keadilan
    Amsal 28:3-10
    Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala sesuatu. (Amsal 28:5) Pada suatu siang...
  • Berani Hidup Benar
    Amsal 21:10-16
    Melakukan keadilan adalah sukacita bagi orang benar, tetapi menakutkan orang yang berbuat jahat. (Amsal 21:15) Marsinah adalah seorang ibu...
  • Lebih Dari Sekadar Harta
    Amsal 17:1-5
    Lebih baik sekerat roti kering disertai ketenteraman, daripada rumah penuh sajian disertai perbantahan. (Amsal 17:1) Ada sebuah keluarga sederhana...
  • Kabar Baik Bagi Yang Tertindas
    Mazmur 12
    … karena keluhan orang miskin, sekarang juga Aku bangkit, firman TUHAN; Aku akan memberi keselamatan kepada orang yang mendambakannya....