Aku juga menyuruh orang-orang Lewi menahirkan dirinya dan datang menjaga pintu-pintu gerbang untuk menguduskan hari Sabat…(Nehemia 13:22a)
Bayangkan seorang atlet yang dengan disiplin menjaga waktu istirahatnya. Meskipun memiliki ambisi dan target besar, ia menyadari bahwa tanpa istirahat, tubuhnya akan kelelahan dan performanya akan menurun. Begitu pula, Tuhan menetapkan hari Sabat bukan hanya untuk kepentingan-Nya, tetapi juga demi kesejahteraan kita, agar kita dapat beristirahat dan berfokus pada hal-hal yang kudus.
Nehemia 13:15-22 mencatat upaya Nehemia dalam mengembalikan kekudusan hari Sabat yang telah dilanggar oleh umat Israel. Dalam ayat-ayat ini, Nehemia melihat orang- orang bekerja dan berdagang pada hari Sabat, sehingga mereka mengabaikan perintah Allah untuk beristirahat. Ia menegur mereka, bahkan mengambil langkah drastis dengan menutup gerbang-gerbang Yerusalem dan mencegah para pedagang memasuki kota pada hari Sabat. Nehemia meminta orang Lewi untuk menahirkan diri dan menjaga pintu-pintu gerbang. Hal ini menunjukkan komitmen Nehemia dalam menjaga kekudusan hari Sabat sebagai hari yang dipersembahkan khusus untuk TUHAN.
Sabat, yang sekarang dirayakan pada hari Minggu, bukan hanya hari libur, tetapi juga hari yang dikhususkan untuk Tuhan. Hari ini merupakan waktu untuk berhenti sejenak dari kesibukan dunia dan mencari hadirat-Nya. Dengan menjaga kekudusan hari Sabat sebagai hari Tuhan, kita belajar untuk memberi prioritas kepada Tuhan di tengah kesibukan. [Pdt Sri Agus Patnaningsih]
DOA:
Ya Tuhan, tolonglah kami agar menguduskan hari Sabat sebagai hari Tuhan. Kami rindu mengisinya dengan mendekat kepada-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Neh. 13:15-22; Mzm. 103:1-8; Luk. 6:1-5
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.