Terjagalah dan bangunlah membela hakku, belalah perkaraku, ya Allahku dan Tuhanku! (Mazmur 35:23)
Di media sosial, sering muncul berita tentang perlakuan kejam manusia kepada hewan. Hewan-hewan tersebut tidak berdaya, hingga akhirnya banyak yang mengalami cacat, bahkan kematian. Sebagai insan Kristiani, pasti kita merasa gelisah menyesali perbuatan manusia, sekaligus merasa kasihan pada hewan-hewan yang juga merupakan ciptaan Allah. Namun, jika dipikirkan, sering kali ketidakberdayaan itu juga terjadi pada kita, bukan?
Ketidakberdayaan juga dialami oleh Daud. Ia sering mengalami situasi dimusuhi oleh orang-orang terdekatnya. Daud beberapa kali dikejar-kejar oleh Saul mertuanya, bahkan oleh Absalom anaknya. Sungguh menyedihkan. Daud menabur cinta kasih kepada mereka, tetapi ia malah menuai kejahatan. Daud merasa sangat lemah, sengsara, dan menderita karena ia tidak sanggup membalas mereka maka Ia berseru kepada Allah. Ia berharap Allah bangun membela perkaranya, menyatakan keadilan-Nya. Daud memahami bahwa di satu sisi Allah adalah Allah yang hidup, bukan Allah yang tuli dan buta. Di sisi lain Allah juga Allah yang kebijaksanaan-Nya melampaui kebijaksanaan manusia. Keadilan-Nyalah yang paling pantas ditegakkan.
Mari kita merespons seperti Daud. Ketika kita mengalami ketidakadilan atau pengkhianatan sampai kita menderita, berserulah kepada Allah. Ia tidak tutup mata atas penderitaan kita, dan niscaya dalam keadilan-Nya, Ia akan membela kita. [Pdt. Em. Meitha Sartika]
REFLEKSI:
Allah melihat dan mendengar penderitaan kita. Ia akan bergerak membela kita dalam keadilan-Nya!
Ayat Pendukung: Yeh. 1:1; 2:1; Mzm. 35:11-28; Kis. 10:23b-33
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.