Visi kristiani mengenai kesatuan jemaat dengan apik ditampilkan oleh Paulus di dalam bacaan 1 Korintus 12:1-11. Kesatuan jemaat tidak ditemukan di dalam diri mereka sendiri, namun di dalam diri Allah Trinitas—Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Maka, dengan cara yang menawan, Paulus menampilkan ketiga pribadi ilahi itu sebagai landasan kesatuan jemaat Korintus: “Allah adalah satu” (ay. 6), “satu Tuhan [Yesus Kristus]” (ay. 5), “satu Roh” (ay. 4) dan “Roh yang satu dan yang sama” (ay. 11). Artinya, sumber kesatuan jemaat yang beraneka-ragam adalah Allah Trinitas dan di dalam Allah semacam itu kita tidak menemukan kesatuan yang seragam atau yang tunggal, melainkan persekutuan dari tiga pribadi ilahi yang berbeda dan setara.
Jika demikian, menurut argumen Paulus, hendaklah kesatuan dan persekutuan jemaat juga mencerminkan kesatuan dalam keberagaman—sebagaimana Allah pun demikian. Jadi, visi kristiani mengenai kesatuan jemaat jelaslah menolak penyeragaman (uniformitas) dan menolak pengasingan (isolasi). Visi kita adalah persekutuan yang merayakan dan mengakui perbedaan yang mendapatkan landasan terkuatnya di dalam persekutuan Allah Trinitas itu sendiri.
Dengan visi semacam itu, mari kita perjuangkan persekutuan kita. Dengan cara apa? Pertama, akui bahwa bermacam-macam karunia yang ada di dalam jemaat berasal dari Allah Trinitas. Kedua, hargai karunia yang dimiliki orang lain yang berbeda dari karunia kita, sebab semua itu berasal dari Kristus yang satu dan Roh Kudus yang satu. Ketiga, pakailah bermacam-macam karunia itu “untuk kepentingan bersama” (ay. 7). Amin. (JA)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.