Dia Ada dan Bertambah Besarnya

Lukas 2:41-52

Belum ada komentar 24 Views

Yesus bertambah besar.
Pernyataan ini memang sulit dipahami kalau kita hanya menggunakan logika manusiawi kita. Allah menjadi manusia membuktikan bahwa Dia adalah manusia, bukan manusia jadi-jadian seperti dalam film-film yang sering kita lihat. Dan itulah istimewanya: Yesus adalah manusia tapi Dia juga Allah.

Allah yang menjadi manusia, merasakan yang manusia alami. Allah yang menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, Dia pun turut merasakan yang manusia rasakan. Kalimat “Yesus bertambah besarnya” menunjukkan bahwa Dia juga mengalami proses alami yang manusia alami. Dikatakan dalam Alkitab, “Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.” Saya membayangkan Yesus remaja, tidak tahu bagaimana harus memperlakukan orangtuanya, sementara ada yang lebih penting untuk Dia lakukan yaitu berdiskusi bersama para alim ulama. Jika saya yang menjadi orangtua Yesus, saya pun akan menanyakan hal yang sama kepada Dia. Yang menjengkelkan, Yesus menjawab, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Apakah ini jawaban yang sopan?

Aah… singkirkan pikiran tentang parenting Maria dan Yusuf, namun tujuan ayat ini mau bicara ke para pembaca bahwa ada hal penting yang seringkali kita lupakan: bicara tentang firman dan mencintai merenungkan serta menjadi pelaku firman.

Bertumbuh berarti memberi kesempatan pada diri kita untuk berproses dan menjadi lebih baik. Tanpa hikmat Tuhan, kita hanya sekadar hidup dan hanya bertambah secara lahiriah. Padahal ada yang sangat penting yaitu pertambahan dan pertumbuhan batiniah sehingga kita bertambah bijak, berhikmat seperti Dia.

Lalu bagaimana dengan pernyataan Yesus yang tampaknya justru tidak sopan dan berhikmat? Sebentar… yang kita bicarakan lebih pada pertumbuhan, bukan budaya Yahudi dimana anak -anak bisa tertinggal di bait Allah di tengah kerumunan orang banyak. Jadi fokuskan perhatian dan refleksi kita pada tujuan utama perikop ini. Maka kita akan menemukan apa yang kita perlukan sebagai pesan Tuhan.

Selamat bertumbuh, bertambah dalam pengalaman iman, dan memfokuskan diri pada pesan Tuhan dengan hikmat-Nya. Selamat menyambut tahun baru dengan bekal hikmat-Nya, Saudara! (RJS)

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • MERDEKA UNTUK BERBEDA
    Lukas 9:51-56; Galatia 5:1, 13-25
    Salah satu ekspresi dari hidup di dalam kemerdekaan adalah kebebasan untuk menjadi diri sendiri, sekalipun itu berarti berbeda dari...
  • MENJADI GEREJA YANG MENGAKU
    Roma 10:9-12
    Sebuah pengakuan, mesti diikuti tindakan yang sejalan dengan pengakuan tersebut. Sungguh aneh, jika kita mengaku Kristus adalah Tuhan tetapi...
  • MENGIMANI ALLAH TRINITAS
    Amsal 8:1-4, 22-31; Mz. 8; Roma 5:1-5; Yoh. 16:12-15
    Belajar dari pemazmur, aku mencoba untuk mengenal Allah. Ku lihat alarm semesta, Bintang, matahari dan bulan serta berbagai bunga...
  • ROH KUDUS DAN MISI
    Kej. 11:1-9; Mz. 104:24-34, 35b; Kis. 2:1-21; Yoh. 14:8-17, 25-27
    Sungguh menarik bacaan leksionari kita hari ini. Ketika kisah para Rasul memberitakan tentang dicurahkannya Roh Kudus, dengan salah satu...
  • KESELAMATAN DAN KESATUAN IMAN
    Kis. 16:16-34; Mz. 97; Wahyu 22:12-21; Yoh. 17:20-26
    Injil Yohanes 17:20-21, menggambarkan, tentang keselamatan, sebagai masuk ke dalam persekutuan Allah Trinitas. (…agar mereka di dalam kita___). Dengan...