Yesus bertambah besar.
Pernyataan ini memang sulit dipahami kalau kita hanya menggunakan logika manusiawi kita. Allah menjadi manusia membuktikan bahwa Dia adalah manusia, bukan manusia jadi-jadian seperti dalam film-film yang sering kita lihat. Dan itulah istimewanya: Yesus adalah manusia tapi Dia juga Allah.
Allah yang menjadi manusia, merasakan yang manusia alami. Allah yang menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, Dia pun turut merasakan yang manusia rasakan. Kalimat “Yesus bertambah besarnya” menunjukkan bahwa Dia juga mengalami proses alami yang manusia alami. Dikatakan dalam Alkitab, “Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.” Saya membayangkan Yesus remaja, tidak tahu bagaimana harus memperlakukan orangtuanya, sementara ada yang lebih penting untuk Dia lakukan yaitu berdiskusi bersama para alim ulama. Jika saya yang menjadi orangtua Yesus, saya pun akan menanyakan hal yang sama kepada Dia. Yang menjengkelkan, Yesus menjawab, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Apakah ini jawaban yang sopan?
Aah… singkirkan pikiran tentang parenting Maria dan Yusuf, namun tujuan ayat ini mau bicara ke para pembaca bahwa ada hal penting yang seringkali kita lupakan: bicara tentang firman dan mencintai merenungkan serta menjadi pelaku firman.
Bertumbuh berarti memberi kesempatan pada diri kita untuk berproses dan menjadi lebih baik. Tanpa hikmat Tuhan, kita hanya sekadar hidup dan hanya bertambah secara lahiriah. Padahal ada yang sangat penting yaitu pertambahan dan pertumbuhan batiniah sehingga kita bertambah bijak, berhikmat seperti Dia.
Lalu bagaimana dengan pernyataan Yesus yang tampaknya justru tidak sopan dan berhikmat? Sebentar… yang kita bicarakan lebih pada pertumbuhan, bukan budaya Yahudi dimana anak -anak bisa tertinggal di bait Allah di tengah kerumunan orang banyak. Jadi fokuskan perhatian dan refleksi kita pada tujuan utama perikop ini. Maka kita akan menemukan apa yang kita perlukan sebagai pesan Tuhan.
Selamat bertumbuh, bertambah dalam pengalaman iman, dan memfokuskan diri pada pesan Tuhan dengan hikmat-Nya. Selamat menyambut tahun baru dengan bekal hikmat-Nya, Saudara! (RJS)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.