Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! (Mazmur 126:4)
Mazmur 126 menggambarkan keadaan saat umat Israel berada di pembuangan Babel. Namun, sebagian umat Israel yang masih tinggal di Yerusalem mengalami keadaan kota dan tembok-temboknya yang luluh lantak (bdk. Neh. 1:3). Kehidupan mereka bagaikan “batang air kering di tanah Negeb.”
Arti “negeb” adalah kering. Abraham pernah tinggal di tanah Negeb (Kej. 12:9-10), karena itu ia mengungsi keluar dari sana. Menurut Bilangan 13:29 orang Amalek tinggal di tanah Negeb. Kondisi tanah Negeb tersebut dijadikan simbol kerinduan dan doa umat agar Allah memberikan pemulihan. Mereka memiliki keyakinan dan harapan bahwa penderitaan mereka akan berakhir dalam pemulihan dan sukacita. Kekalahan dan penawanan di Babel adalah suatu kondisi yang tragis dan kejayaan mereka sebagai bangsa yang besar telah lenyap. Namun, di titik nadir itu mereka memiliki pengharapan bahwa Allah akan memulihkan keadaan umat Israel.
Kehidupan kita terkadang bagaikan berada di “tanah Negeb”. Rasanya tidak ada setitik harapan dan semuanya tampak gelap. Namun di titik nadir itulah pengharapan dan iman dikumandangkan. Air mata yang ditumpahkan pada gilirannya akan berubah menjadi sukacita. Di dalam Kristus, meskipun kita melewati lembah kematian, tetapi kita juga dibawa-Nya keluar melalui kebangkitan-Nya. Karena itu, di masa Adven ini orang percaya dipanggil untuk tetap menghidupi pengharapan, meskipun berada dalam situasi yang suram. [Pdt. Yohanes Bambang Mulyono]
DOA:
Mampukanlah kami mengubah air mata menjadi kekuatan dan ketekunan, sehingga pada saatnya Engkau mengaruniakan sukacita. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 35:3-1; Mzm. 126; Luk. 7:18-30
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.