Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari hadapanmu! (Yak. 4:7)
Banyak orang terpedaya oleh film horor yang memperlihatkan sosok Iblis dengan tampilan yang menyeramkan. Padahal, Iblis yang harus ditakuti itu adalah yang berada dan menggoda di dalam hati manusia. Nama Iblis maknanya adalah penipu. Karya utamanya sejak dahulu sampai sekarang tidak pernah berubah. Iblis menipu semua orang supaya tidak lagi mendengarkan nasihat Allah. Iblis senang kalau seseorang memandang diri sendiri sebagai yang paling mampu dan berkuasa.
Seseorang dapat menjadi bijaksana tetapi tidak selalu orang bijaksana itu memiliki kasih terhadap sesama. Yakobus menasihati supaya pengikut Kristus memiliki kebijaksanaan yang asalnya karena kasih kepada Allah dan sesama. Kebijaksanaan seperti ini cirinya adalah tidak mementingkan diri sendiri. Pengikut Kristus tidak boleh tunduk kepada Iblis. Keinginan mementingkan diri dan tidak peduli kepada orang lain itu berasal dari godaan Iblis. Keinginan jahat itu harus dilawan dengan tegas dan berani. Yakinlah, Iblis pasti akan lari menjauh.
Ada dua langkah praktis melawan Iblis. Yang pertama, ingatlah bahwa yang paling berkuasa adalah Allah. Kuasa Iblis adalah kuasa yang semu dan sementara. Rasa hormat dan takut seharusnya hanya ditujukan kepada Allah. Kedua, ingatlah bahwa dengan memedulikan orang lain kita sedang membantu diri kita sendiri, sebab kita tidak dapat hidup tanpa kehadiran orang lain. Maka dari itu, janganlah mengikuti nasihat egosentrisme yang ditawarkan Iblis. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apakah aku sudah tunduk kepada Allah dan memiliki kebijaksanaan yang berasal dari-Nya?
Ayat Pendukung: Yer. 11:1-20; Mzm. 54; Yak. 3:13 – 4:3, 7-8a; Mrk. 9:30-37
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.