Anak saya bergerak di bidang ‘digital marketing’. Dia sungguh memahami, bahwa postingan seseorang bisa mempengaruhi banyak orang, bahkan bisa mengarahkan perilaku banyak orang. Karena itu, orang yang postingannya berpengaruh tadi lalu disebut: influencer! Okay…apa yang sebenarnya sedang kita bicarakan?
Kekuatan social media? Ya…tetapi sejatinya, kita sedang berbicara mengenai ‘kekuatan lidah’, seperti yang tertulis dalam surat Yakobus! Perkataan kita itu punya ‘power’! Apa yang kita ucapkan melalui lidah kita atau secara digital, punya pengaruh luar biasa. Yakobus menggambarkan ‘lidah’ itu seperti api, yang dapat membakar hutan yang besar! (Yakobus 3:5b).
Karena itu, lidah kita (atau postingan kita) harus kita kendalikan! Ini bukan semata soal pengendalian diri, tetapi soal iman! Saya senang dengan surat Yakobus, karena mengajarkan secara sederhana: bagaimana iman itu harus diterjemahkan dalam perilaku keseharian. “…Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku” (Yakobus 2:18b).
Dan ketika kita berbicara tentang ‘iman dalam perilaku keseharian’, kita bukan hanya berbicara tentang ‘perbuatan baik’, ‘sikap peduli’ dan banyak lainnya, tetapi juga soal ‘pengendalian diri’ atau lebih spesifik dalam tema kita: pengendalian lidah!
Dalam Yesaya 50:4, sang Nabi menegaskan, bahwa Allah telah memberikan kepadanya ‘lidah seorang murid’. Dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris, disebutkan dengan ‘instructed tongue’. Lidah kita ini pemberian Allah, punya tujuan untuk mengajar, membangun seseorang, memberi semangat kepada yang letih lesu, dan bukan untuk menjatuhkan, membunuh karakter!
Ingat, dalam lidah kita ada kuasa (power). Lidah kita itu adalah ‘instructed tongue’ yang dapat mengarahkan orang untuk melakukan kebaikan atau kejahatan! Pakailah lidah kita secara bijak, jaga agar sesuai dengan tujuannya dan tunjukkan imanmu melalui pengendalian lidah (atau postingan) mu! (RDJ)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.