Aku berseru kepada Allah, Yang Maha Tinggi, kepada Allah yang akan menyelesaikannya bagiku. (Mzm. 57:3)
Seorang anak diajak oleh ayahnya berjalan-jalan ke luar kota. Dia menikmati perjalanan itu dengan gembira hingga ia terpisah dari ayahnya. Ia tersesat dan kemudian diantarkan oleh seseorang ke kantor polisi. Selama menunggu di kantor polisi, anak itu tetap terlihat gembira dan tidak menangis. Para polisi menanyakan kepadanya, mengapa ia bisa tetap gembira. Si anak menjawab bahwa ia tetap merasa gembira karena percaya ayahnya tak akan berdiam diri dan pasti akan mencarinya sampai berhasil.
Mazmur merupakan ungkapan perasaan Raja Daud dalam berbagai situasi: kelegaan, kesesakan, kebahagiaan, maupun kesedihan. Mazmur 57 adalah ungkapan hatinya saat sedang dikejar-kejar oleh Raja Saul yang ingin membunuhnya. Dalam situasi terdesak dan terancam bahaya, Daud tetap menaruh kepercayaan kepada Allah yang akan menolongnya. Ia berseru kepada Allah yang ia percaya akan menyelesaikan segala perkara baginya. Dengan percaya akan datangnya pertolongan Tuhan, Daud tetap bisa memuji dan memuliakan Allah di tengah kesulitan yang dihadapinya.
Seperti Daud, kita pun kerap berseru kepada Tuhan meminta pertolongan-Nya. Namun, apakah ketika kita berseru membawa permasalahan kita kepada-Nya, kita percaya bahwa Dia akan menyelesaikannya bagi kita? Jika kita percaya bahwa Allah akan menyelesaikan kesulitan kita, maka kita akan tetap memuji-Nya sekalipun kita belum terlepas dari kesulitan itu. [Elly Diah Praptanti, M.A]
DOA:
Tuhan, dalam kesesakan kami mau tetap memuji Engkau karena kami percaya bahwa tangan-Mu bekerja menolong kami. Amin.
Ayat Pendukung: 2 Sam. 19:1-18; Mzm. 57; Yoh. 6:35-40
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
1 Comment
Luddie Wied Hardono
Agustus 15, 2024 - 5:15 amSelamat pagi, sepertinya saya harus menulis story ini agar menjadi berkat bagi orang lain dan rasa terima kasih kepada penulis renungan.
Ada satu situasi pada malam 13 agustus 2024 saya sedang menyiapkan materi ppt untuk sidang thesis esok hari dan ternyata ada simulasi menggunakan software yang hasilnya tidak sesuai. Saya coba berulang kali running dan masih belum ketemu salahnya dimana, perasaan stress, ngantuk, capek jadi satu. Hingga satu titik akhirnya saya pasrah, yang terjadi terjadilah.
Tiba-tiba windows notifications laptop saya muncul Renungan Harian GKI PI (setiap pagi notif selalu muncul), langsung saya klik dan ternyata renungannya relate banget dengan kondisi saya. Saya membaca sembari senyum-senyum sendiri sambil berbicara dengan Tuhan dalam hati, “Ah Tuhan, saya yakin Kamu juga yang akan membantu dan beracara di sidangku nanti!” Lalu saya berdoa dan dengan penuh keyakinan Tuhan akan menolong.
Singkat cerita saat sidang saya dapat penguji yang sangat baik hati, dari 2 penguji hanya 1 penguji yang memberikan revisi berupa tambahan konteks pada background thesis, penguji yang 1 menyatakan “No Revision Required”. Keduanya sepakat menyatakan saya lulus dan memberi nilai A.
Rasanya lega karena sudah berhari-hari kurang tidur mempersiapkan untuk sidang, tapi saya yakin itu bukan karena kehebatan saya tapi karena Kuat dan KuasaNya yang selalu menolong, menopang, bahkan menyelesaikan.
Sampai saat menulis ini, saya masih merasa amaze, Tuhan bekerja luar biasa. Saya lalu kembali teringat ayat favorite yang selalu saya renungkan dan perkatakan berulang-ulang kalau sedang mengalami permasalahan atau kondisi tidak baik. Begini bunyinya :
Mazmur 121:1-8 :
“Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya. Amin
Terpujilah Tuhan
Salam,
LWH