Jika aku harus bermegah, aku akan bermegah atas kelemahanku. (2 Kor. 11:30)
Pada umumnya kita tidak ingin dianggap sebagai orang yang lemah atau tak ingin kelemahannya diketahui. Biasanya semakin terkenal seseorang maka akan semakin keras upayanya untuk menyembunyikan kekurangan atau kelemahannya. Oleh sebab itu, jika ada orang yang mengetahui kelemahannya, maka hal itu akan dianggap sebagai ancaman yang dapat menghancurkan reputasinya. Tetapi tidak demikian halnya dengan Paulus. Paulus dengan jujur berkata, “Jika aku harus bermegah, aku akan bermegah atas kelemahanku.”
Apa yang dimaksud oleh Paulus dengan bermegah atas kelemahan? Pertama, adanya kesadaran dalam diri bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kedua, Tuhan mengizinkan adanya kelemahan dalam diri dengan tujuan agar kita belajar rendah hati dan untuk menunjukkan kuasa- Nya atas kita. Tuhan tidak pernah terkesan dengan mereka yang merasa dirinya hebat, kuat, dan mampu melakukan segalanya dengan kekuatannya sendiri. Tuhan justru merengkuh mereka yang menyadari dan mau mengakui keterbatasan, ketidakberdayaan, dan kelemahannya. Walaupun kita mempunyai kelemahan, Tuhan akan memperlengkapi dan memampukan kita untuk menjadi berkat bagi banyak orang dalam melayani-Nya.
Bermegah atas kelemahan adalah sebuah upaya yang tulus untuk menerima keadaan diri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, serta mengimani penyertaan Tuhan yang memampukan untuk melayani. [Pdt. Jotje Hanri Karuh]
REFLEKSI:
Tidak ada orang yang sempurna, tetapi Tuhan akan menyempurnakan kita dalam kelemahan yang ada untuk menjadi saluran berkat-Nya.
Ayat Pendukung: 2 Sam. 5:1-10; Mzm. 21; 2 Kor. 11:16-33
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.